Wan Abbas Zakaria
Lampung University

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Optimalisasi Modal Sosial Kelembagaan Kelompok Tani Lada Hitam (Black Papper) Di Desa Suka Dana Baru Kecamatan Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur) Wan Abbas Zakaria; Lidya Sari Mas Indah; Ktut Murniati; I Rani Mellya Sari; Dewi Mulia Sari; Dwi Haryono
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2, No 2 (2023): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2 No 2, September 2
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v2i2.7735

Abstract

Abstrak: Usahatani lada membutuhkan peran kelembagaan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Produktivitas lada hitam Lampung pada saat ini masih sangat  rendah yakni sebesar 0,43 ton/ha, jauh di bawah rata-rata produktivitas nasional yang mencapai 0,78 ton/ha. Potensi produksi lada di Desa Sukadana baru dengan luas lahan 663 hektar jika dikelola dengan manajemen usahatani yang optimal dapat mencapai produksi yang ditargetkan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk melakukan penyuluhan  dan optimalisasi kelembagaan kelompok tani lada hitam di Desa Sukadana baru Kecamatan Margatiga Kabupaten Lampung Timur. Metode yang digunakan yaitu Focus Group Discussion (FGD) dan pelatihan. Sasaran kegiatan ini adalah aparatur desa, kelompok tani, dan gabungan kelompok tani yang bergerak pada komoditas lada hitam. Lokasi kegiatan yaitu di Desa Sukadana Baru, Kecamatan Marga Tiga, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung.  Desa Sukadana Baru Kecamatan Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur. Hasil kegiatan menunjukkan pengetahuan peserta terhadap materi penguatan kelembagaan meningkat 31 persen di bandingkan materi lainnya, hal ini dikarenakan petani memiliki pemahaman yang baik terkait dengan pentingnya kelembagaan petani. Menurut petani kelembagaan penting agar semua kegiatan dapat terorganisir dan memiliki manajemen yang baik dalam pengelolaannya.  Pengetahuan petani terkait dengan modal social juga meningkat 28 persen, karena modal social ini sangat mendukung dalam kegiatan usahatani lada yang berupa saling percaya terhadap sesama anggota, kerjasama antar anggota dan adanya jaringan (network) yang akan menjembatani petani dalam mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan.
Coffee Agro forestry Performance in Pulau Panggung Sub-district, Tanggamus, Lampung, Indonesia Fitriani Fitriani; Bustanul Arifin; Wan Abbas Zakaria; Hanung Ismono; Rudi Hilmanto
Pelita Perkebunan (a Coffee and Cocoa Research Journal) Vol 34 No 2 (2018)
Publisher : Indonesian Coffee and Cocoa Research Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/iccri.jur.pelitaperkebunan.v34i2.300

Abstract

Coffee production system in Tanggamus was mostly cultivated around forest and Sekampung watersheds.  Upstream Sekampung watersheds had been threatened by land degradation and deforestation.  Trade-off have revealed between coffee production and ecological services in water catchment area.  Enhancing the coffee productivity must be concern with environment conditions.  Coffee agro forestry is well known as a great solution to improve the land productivity.   Environment services form natural resources will be assertion and sustainable. This study is concern to explore how the coffee agro forestry in land ownership performs.  Study taken place in Pulau Panggung sub district, Tanggamus.  Respondents choose randomly amount 408 coffee farmers.  Statistic descriptive used to tabulate and compile the coffee agro forestry perform criteria.  Then the relationship between land ownership and coffee agro forestry criteria related with farmer incomes, labor availability, level of education, and experiences in coffee production were analyzed by multiple regression.  Based on the analysis was revealed that coffee plant density amount 1.774 coffee trees.ha-1 while growth with shade trees (MPTS) attain to 187 trees.ha-1. MPTS based on wood represented by 8 kind of tress, while MPTS based on non-wood trees 5 type of trees.  Multi cropping plants also appear such as pepper, cocoa, banana, and rubber.  Adoption of Coffee agro forestry in Pulau Panggung sub district, Tanggamus was well performed. Farmer income was noted amount IDR 14.449.854,-.year-1 or IDR 1.204.155,-.month-1.  The coffee farmer income was significantly influenced by shade trees (MPTS), land ownership, and land area.