Endang Widyawatiningrum
Politeknik Negeri Jember

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peningkatan Mutu Produk Nugget Ayam Kelor melalui Unjuk Kerja Metode Penggorengan Deep Frying Endang Widyawatiningrum; Mirta Dwi Yati; Syarifuddin Nur
Jurnal Pengelolaan Laboratorium Vol 1 No 2 (2022): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/plp.v1i2.3078

Abstract

Nugget adalah salah satu jenis makanan cepat saji yang banyak dibutuhkan masyarakat. Nugget yang sudah dikenal masyarakat adalah nugget ayam. Salah satu kelemahan nugget ayam yang beredar di masyarakat adalah minimnya kandungan sayuran sehingga kandungan gizi yang ada di dalamnya kurang lengkap. Oleh karena itu sangat dibutuhkan suatu inovasi makanan cepat saji dengan mempertimbangkan nilai gizinya yaitu dengan penambahan daun kelor. Metode pengolahan juga dapat mempengaruhi kualitas produk akhir, sehingga dibutuhkan pemilihan metode pengolahan yang benar. Tujuan dari penelitian yaitu mendapatkan perbaikan metode penggorengan yang tepat produk nugget ayam kelor. Metode pada penelitian ini adalah metode deep frying tertutup dan metode deep frying terbuka dengan suhu 175oC selama 3 menit. Hasil penggunaan metode deep frying dengan suhu 175oC diperoleh hasil uji kimia sesuai dengan SNI 01-6683-2002 yaitu kadar protein sebesar 14,256 %, kadar air sebesar 59,308 %, lemak total sebesar 5,216 %, karbohidrat sebesar 19,787 %, dan kalsium sebesar 25,108 mg/100 gr. Hasil uji organoleptik nugget ayam kelor dengan metode deep frying tertutup lebih disukai karena memiliki warna lebih cerah, rasa yang gurih, dan memiliki tekstur lebih kenyal dan crunchy. Nugget ayam kelor diperoleh hasil pengolahan terbaik dengan metode penggorengan deep frying tertutup pada suhu 175oC selama 3 menit.
Modifikasi Metode Freezing dengan Krioprotektan DMSO Terhadap Kualitas Penyimpanan Mikroba Saccharomyces cereviseae Di Laboratorium Biosain Novita Cholifah Ida; Hadi Sariono; Endang Widyawatiningrum
Jurnal Pengelolaan Laboratorium Vol 2 No 2 (2023): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/plp.v2i2.3727

Abstract

Proses perbanyakan dan penyimpanan kultur mikroba menjadi hal yang harus diperhatikan karena cara penyimpanan sangat terkait dengan perubahan sifat mikroba yang disimpan. Di Laboratorium, kultur murni dipindahkan dengan metode subkultur. Beberapa dampak subkultur yang berulang akan memakan waktu, beresiko kontaminasi dan mutasi genetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan penyimpanan mikroba Saccharomyces cereviseae jangka panjang yang aplikatif di Laboratorium Biosain serta menentukan jenis Cryoprotectan Agent yang dapat mempertahankan viabilitas sel mikroba Saccharomyces cereviseae dengan metode Freezing. Dalam penelitian sebelumnya peneliti menggunakan metode preservasi cryogenic freezing dengan menggunakan gliserol. Gliserol atau sukrosa dapat berperan sebagai krioprotektan, namun keduanya juga dapat mengakibatkan kematian sel akibat toksisitas dari krioprotektan tersebut. Penggunaan agensia krioprotektan DMSO 5 % dan gliserol 10 % dapat direkomendasikan untuk di gunakan sebagai referensi simpan beku (freezing) sel Saccharomyces cereviseae di Laboratorium Biosain dan merupakan metode penyimpanan jangka panjang yang paling efektif untuk dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan agent krioprotektan yang menghasilkan persentase penurunan viabilitas paling stabil dengan metode freezing adalah krioprotektan DMSO 5 % dengan persentase penurunan viabilitas sebesar 3,28 % untuk penyimpanan selama 1 bulan, persentase penurunan viabilitas sebesar 4,10 % untuk penyimpanan selama 2 bulan dan persentase penurunan viabilitas sebesar 16,39 % untuk penyimpanan selama 3 bulan. Kemudian diikuti agent krioprotektan gliserol 10 % dengan persentase penurunan viabilitas sebesar 5,74 % untuk penyimpanan selama 1 bulan, persentase penurunan viabilitas sebesar 7,38 % untuk penyimpanan selama 2 bulan dan persentase penurunan viabilitas sebesar 18,20 % untuk penyimpanan selama 3 bulan.