Garuda - Garba Rujukan Digital

Pemodelan Bahaya Tsunami dan Evaluasi Strategi Evakuasi di Tanjung Benoa Bali untuk mendukung upaya Safe-Tourism Bali Kembali Nuraini Rahma Hanifa; Nurul Sri Rahatiningtyas; Iman Fatchurochman; Endra Gunawan; Dwi Hartanto; Ida Bagus Oka Agastya; I Nyoman Putera Indrawan; Giovanni Cynthia Pradipta; Tomy Gunawan; Yogha Mahardikha Putra
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 23, No 1 (2022)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Salah satu upaya untuk mendorong Bali Kembali dalam era normal baru pasca pandemi Covid-19 yaitu menekan disrupsi dari bencana, diantaranya ancaman gempa dan tsunami. Penelitian ini bertujuan untuk memutakhirkan pemodelan bahaya tsunami, mengevaluasi tempat dan jalur evakuasi, menggali sejauh mana masyarakat dan wisatawan memahami informasi peringatan tsunami dari BMKG dan BNPB, dan perintah evakuasi dari BPBD. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi sektor kesehatan, pariwisata, ekonomi dan sosial budaya secara langsung kepada masyarakat di Provinsi Bali. Penelitian ini meliputi delapan tahap yaitu, 1) identifikasi sumber dan bahaya gempa pemicu tsunami; 2) identifikasi parameter sumber gempa; 3) pemodelan tsunami; 4) survei lapangan; 5) analisis data eksposur; 6) network analysis closest facility, 7) gap analysis, dan 8) analisis pemahaman masyarakat terhadap tsunami dan evakuasi mandiri. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh area Tanjung Benoa memiliki potensi terdampak tsunami. Estimasi tinggi tsunami di sisi Timur berkisar 10-14 m , estimasi tinggi tsunami di sisi Barat berkisar 3-6 m dan estimasi waktu tiba tsunami berkisar 20-25 menit. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa perlu mempertimbangkan untuk amendemen Peraturan Gubernur, terkait estimasi waktu kedatangan tsunami, yang tertulis 30 menit. Saat ini terdapat 8 hotel terdistribusi di sepanjang pantai sisi timur sebagai tempat evakuasi. Namun hanya dapat menampung setengah penduduk, di luar jumlah wisatawan. Sehingga perlu penambahan tempat evakuasi di wilayah Tanjung Benoa, dengan tinggi minimal 20 meter. Mengingat peraturan batas tinggi bangunan di wilayah Bali, maka direkomendasikan adanya pengecualian untuk kasus ini, dan bisa dipertimbangkan adanya Pura di bagian atas dari tempat evakuasi.

Convolutional Neural Network for Earthquake Ground Motion Prediction Model in Earthquake Early Warning System in West Java Melki Adi Kurniawan; Sastra Kusuma Wijaya; Nuraini Rahma Hanifa
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol. 9 No. 11 (2023): November
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9i11.3514

As urbanization continues, more people and infrastructure are concentrated in areas that are at risk from earthquakes. This can increase the potential damage and loss of life when earthquakes occur. Indonesia is a region that is near the boundary of three major tectonic plates which has a very high frequency of earthquake occurrences. Over the past two decades, a new approach to earthquake disaster risk mitigation has emerged. It is based on the advent of digital seismology and advances in data transmission and automatic processing that make it possible to send warnings before the largest ground motion that called the Earthquake Early Warning System (EEW). On-site EEW is a type of EEW that consists of limited seismic stations located at a specific destination/infrastructure (for early detection systems). On-site EEW estimates ground motion parameters directly from the characteristics of seismograms recorded by the system. An artificial intelligence approach to EEW is necessary to increase the speed and accuracy of information, which increases processing time, especially in areas very close to the epicenter

Convolutional Neural Network for Earthquake Ground Motion Prediction Model in Earthquake Early Warning System in West Java Melki Adi Kurniawan; Sastra Kusuma Wijaya; Nuraini Rahma Hanifa
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 9 No 11 (2023): November
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9i11.3514

As urbanization continues, more people and infrastructure are concentrated in areas that are at risk from earthquakes. This can increase the potential damage and loss of life when earthquakes occur. Indonesia is a region that is near the boundary of three major tectonic plates which has a very high frequency of earthquake occurrences. Over the past two decades, a new approach to earthquake disaster risk mitigation has emerged. It is based on the advent of digital seismology and advances in data transmission and automatic processing that make it possible to send warnings before the largest ground motion that called the Earthquake Early Warning System (EEW). On-site EEW is a type of EEW that consists of limited seismic stations located at a specific destination/infrastructure (for early detection systems). On-site EEW estimates ground motion parameters directly from the characteristics of seismograms recorded by the system. An artificial intelligence approach to EEW is necessary to increase the speed and accuracy of information, which increases processing time, especially in areas very close to the epicenter

Pemodelan Bahaya Tsunami dan Evaluasi Strategi Evakuasi di Tanjung Benoa Bali untuk mendukung upaya Safe-Tourism Bali Kembali Nuraini Rahma Hanifa; Nurul Sri Rahatiningtyas; Iman Fatchurochman; Endra Gunawan; Dwi Hartanto; Ida Bagus Oka Agastya; I Nyoman Putera Indrawan; Giovanni Cynthia Pradipta; Tomy Gunawan; Yogha Mahardikha Putra
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol. 23 No. 1 (2022)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31172/jmg.v23i1.837

Salah satu upaya untuk mendorong Bali Kembali dalam era normal baru pasca pandemi Covid-19 yaitu menekan disrupsi dari bencana, diantaranya ancaman gempa dan tsunami. Penelitian ini bertujuan untuk memutakhirkan pemodelan bahaya tsunami, mengevaluasi tempat dan jalur evakuasi, menggali sejauh mana masyarakat dan wisatawan memahami informasi peringatan tsunami dari BMKG dan BNPB, dan perintah evakuasi dari BPBD. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi sektor kesehatan, pariwisata, ekonomi dan sosial budaya secara langsung kepada masyarakat di Provinsi Bali. Penelitian ini meliputi delapan tahap yaitu, 1) identifikasi sumber dan bahaya gempa pemicu tsunami; 2) identifikasi parameter sumber gempa; 3) pemodelan tsunami; 4) survei lapangan; 5) analisis data eksposur; 6) network analysis closest facility, 7) gap analysis, dan 8) analisis pemahaman masyarakat terhadap tsunami dan evakuasi mandiri. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh area Tanjung Benoa memiliki potensi terdampak tsunami. Estimasi tinggi tsunami di sisi Timur berkisar 10-14 m , estimasi tinggi tsunami di sisi Barat berkisar 3-6 m dan estimasi waktu tiba tsunami berkisar 20-25 menit. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa perlu mempertimbangkan untuk amendemen Peraturan Gubernur, terkait estimasi waktu kedatangan tsunami, yang tertulis 30 menit. Saat ini terdapat 8 hotel terdistribusi di sepanjang pantai sisi timur sebagai tempat evakuasi. Namun hanya dapat menampung setengah penduduk, di luar jumlah wisatawan. Sehingga perlu penambahan tempat evakuasi di wilayah Tanjung Benoa, dengan tinggi minimal 20 meter. Mengingat peraturan batas tinggi bangunan di wilayah Bali, maka direkomendasikan adanya pengecualian untuk kasus ini, dan bisa dipertimbangkan adanya Pura di bagian atas dari tempat evakuasi.

Title

Found 4 Documents
Search

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Title Search

Found 4 Documents Search

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Title

Found 4 Documents
Search