Salah satu hambatan paling dalam pengelolaan perikanan dan konservasi lautadalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya, kerentanan, dankonektivitas antara laut dan manusia. Pendidikan laut pada usia sekolah belumbanyak diterapkan dalam sistem pembelajaran. Tujuan dari kegiatan pengabdiankepada masyarakat ini ialah untuk memberikan pemahaman literasi laut padasiswa Sekolah Dasar kelas 1-6 di Sekolah Satu Atap Tanjung Bele. Kegiatandilakukan pada bulan Agustus 2022 di Sekolah Satu Atap Tanjung Bele, DesaOlat Rawa, Kecamatan Moyo Hilir, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).Kegiatan pengabdian ini menggunakan metode partisipasi aktif dalam kegiatanpenyuluhan literasi laut. Khalayak sasarannya ialah anak-anak Sekolah DasarKelas 1 hingga 6 di Sekolah Satu Atap Tanjung Bele. Kegiatan dilakukan padabulan Juli hingga Agustus 2022. Tahapan kegiatan yaitu koordinasi dengan pihaksekolah dilanjutkan dengan evaluasi awal tingkat pemahaman awal siswa terkaitliterasi laut, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan ceramah (penyampaianmateri) literasi laut dan diakhiri dengan evaluasi akhir tingkat pemahaman siswa.Fokus materi yang diberikan yaitu terkait peranan ekosistem mangrove, lamundan terumbu karang serta dampak kerusakannya bagi manusia. Metodepengajaran dilakukan melalui games dan diskusi kelompok. Hasil observasimenunjukkan bahwa siswa berpartisipasi secara aktif selama kegiatan. Setiapkelompok mampu menjelaskan peranan ekosistem mangrove, lamun dan terumbukarang. Semua kelompok juga mampu memberikan contoh dampak kerusakanmangrove, lamun dan terumbu karang bagi manusia. Semua siswa terlibat aktifdalam aksi bersih-bersih pantai. Dibutuhkan pembelalajaran literasi laut secaraberkelanjutan di Tanjung Bele dalam mendukung pengelolaan perikananberkelanjutan.