Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang terus mendapat perhatian untuk dikembangkan. Benih kakao termaksud rekalsitran yaitu benih yang tidak tahan dikeringkan peka terhadap suhu dan kelembaban rendah. Viabilitas benih rekalsitran hanya dapat dipertahankan sampai beberapa minggu atau beberapa bulan saja, meskipun disimpan pada kondisi optimum. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemunduran benih kakao setelah pengeringananginan dan mengkaji hubungan lama pengeringanginan terhadap kadar air kritikal benih. Penelitian ini dilakukan dua tahap, tahap pertama uji viabilitas benih kakao di pesemaian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor yaitu perbedaan lama waktu pengeringan, tahap kedua yaitu uji viabilitas bibit menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor yaitu lama waktu pengeringan, benih yang dipindahkan adalah benih yang berkecambah normal pada tahap pertama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeringanginan pada benih kakao mempengaruhi viabilitas kecambah yaitu semakin lama benih dikeringanginankan maka kadar air benih, persentase daya berkecambah, persentase potensi tumbuh semakin menurun dan persentase kecepatan berkecambah benih semakin lambat. Pengeringanginan benih juga mempengaruhi viabiltas pembibitan indeks vigor hipotetik yaitu semakin lama benih dikeringanginkan makan indeks vigor hipotetik semakin menurun. Pengeringanginan pada kakao klon S1 dengan kadar air 55,62% dan kakao klon S2 dengan kadar air 48,64% diperoleh selama 30 jam, merupakan batas kadar air kritikal benih kakao klon S1 dan klon S2.