Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PROMOSI KESEHATAN DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL DAN NON AUDIOVISUAL TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN STUNTING PADA REMAJA Bela Novita Amaris Susanto; Nofri Zayani; Selvy Afrioza; Rd. Deden Gumilar Nugraha
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 5, No 1 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v5i1.4872

Abstract

ABSTRAKKualitas suatu remaja merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan angka kejadian stunting. Kurangnya pemberian informasi yang benar tentang memeperisapkan pencegahan stunting sejak dini pada remaja terutama tentang persiapan masa 1000 Hari Pertama Kehidupan juga dapat meningkatkan resiko melahirkan anak dengan gangguan pertumbuhan hingga terjadinya stunting. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan perilaku pencegahan stunting pada remaja desa Taban, Kecematan Jambe, Kabupaten Tangerang. Metode yang digunakan adalah penyampaian materi dan pengisisan kuesioner terkait pencegahan stunting. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan penyuluhan kesehatan terkait pencegahan stunting dengan media audiovisual dan non-audiovisual. Hasil kegiatan adanya komitmen kepada peserta untuk melakukan penyebaran informasi kepada remaja lain dan adanya perubahan perilaku remaja dari negatif menjadi positif terkait pencegahan stunting. Diharapkan dengan adanya peningkatan perilaku pada remaja maka dapat menekan angka kejadian stunting. Kata kunci: audiovisual; non-audiovisual; promosi kesehatan; remaja; stunting ABSTRACTThe quality of a teenager is one of the factors that can determine the incidence of stunting. The lack of providing correct information about preparing for stunting prevention from an early age in adolescents, especially about preparation for the first 1000 days of life can also increase the risk of giving birth to children with growth disorders and stunting. The purpose of community service activities is to improve stunting prevention behavior in adolescents in Taban village, Jambe district, Tangerang district. The method used is the delivery of materials and filling out a questionnaire related to stunting prevention.This community service activity is carried out by providing health education related to stunting prevention with audiovisual and non-audiovisual media. The results of the activity were a commitment to participants to disseminate information to other teenagers and a change in adolescent behavior from negative to positive related to stunting prevention. It is hoped that with an increase in behavior in adolescents, it can reduce the incidence of stunting. Keywords: audiovisual; non-audiovisual; health promotion; teenager; stunting 
Edukasi implementasi manajemen nyeri pada penderita asam urat melalui kompres hangat daun kelor Bela Novita Amaris Susanto; Nindita Clourisa Amaris Susanto; Muzaroah Ermawati Ulkhasanah
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 2 (2024): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i2.22474

Abstract

Abstrak Kompres hangat atau hidroterapi bisa menjadi salah satu pengobatan komplementer untuk penurunan nyeri asam urat. Pemanfaatan bahan herbal seperti daun kelor dapat digunakan untuk kompres hangat pada bagian yang terasa nyeri. Daun kelor dipercaya dapat menurunkan nyeri asam urat karena mengandung flavonoid dan pterigospermin. Masyarakat Desa Badran RT 02 RW 12 Kecamatan Wonokerto Kabupaten Wonogiri, tidak menyadari jika kadar asam urat tinggi dan baru menyadari ketika sudah terasa nyeri. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat tentang manajemen nyeri pada penderita asam urat melalui kompres hangat daun kelor. Dengan adanya pengetahuan tentang penatalaksaan nyeri dengan kompres hangat daun kelor, diharapkan masyarakat yang menderita nyeri akibat asam urat akan semakin paham sehingga dapat bersedia untuk melakukan secara rutin dan mandiri tindakan kompres hangat daun kelor. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 8-9 Maret 2024 dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang ibu-ibu Desa Badran RT 02 RW 12 Kecamatan Wonokerto Kabupaten Wonogiri. Hasil kegiatan yaitu perbandingan sebelum dan sesudah kegiatan terjadi peningkatan jumlah peserta dengan kategori pengetahuan baik yaitu mengalami peningkatan sebesar 66,6% dan 93% peserta dapat mendemonstrasikan ulang cara kompres hangat daun kelor secara benar. Kompres hangat daun kelor dapat dimanfaatkan sebagai terapi pendamping dalam penatalaksanaan nyeri akibat kadar asam urat tinggi. Diharapkan adanya peningkatan pengetahuan pad acara kompres hangat daun kelor, peserta dapat menerapkan pada diri sendiri sehingga nyeri yang dialami dapat berkurang. Kata kunci: asam urat; daun kelor; kompres hangat; nyeri; penyuluhan Abstract Warm compresses or hydrotherapy can be a complementary treatment for reducing gout pain. Utilizing herbal ingredients such as Moringa leaves can be used as a warm compress on the painful area. Moringa leaves are believed to reduce gout pain because they contain flavonoids and pterygospermin. The people of Badran Village, RT 02 RW 12, Wonokerto District, Wonogiri Regency, are not aware that their uric acid levels are high and only realize it when they feel pain. The aim of this activity is to increase people's knowledge and skills regarding pain management in gout sufferers through warm compresses of Moringa leaves. With knowledge about managing pain with warm Moringa leaf compresses, it is hoped that people who suffer from pain due to gout will understand more so that they will be willing to carry out warm Moringa leaf compresses regularly and independently. The activity was held on March 8-9 2024 with 30 participants, women from Badran Village RT 02 RW 12, Wonokerto District, Wonogiri Regency. The results of the activity, namely the comparison before and after the activity, showed an increase in the number of participants in the good knowledge category, namely an increase of 66.6% and 93% of participants were able to demonstrate again how to properly compress Moringa leaves. Warm compresses from Moringa leaves can be used as companion therapy in managing pain due to high uric acid levels. It is hoped that there will be an increase in knowledge at the Moringa leaf warm compress event, participants will be able to apply it to themselves so that the pain they experience can be reduced. Keywords: counseling; gout; moringa leaves; painful; warm compre
PENGARUH MEDIA LEAFLET TENTANG PERSONAL HYGIENE GENITALIA PADA SAAT MENSTRUASI TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU REMAJA Hartoyo, Erlinawati Dewi; Susanto, Bela Novita Amaris
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 17 No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/ikesma.v17i1.20402

Abstract

Pengetahuan dan perilaku remaja dapat mempengaruhi dalam melakukan personal hygiene, kemungkinan remaja putri tidak berperilaku hygiene pada saat menstruasi. Untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku maka dapat diberikan pendidikan kesehatan yang merupakan salah satu kebijakan reproduksi pada remaja yang dilakukan melalui jalur pendidikan formal dan non formal. Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian Pre-Eksperiment Design dan rancangan penelitian One Grup Pretest-Posttest Design. Uji analisis yang digunakan adalah uji Wilcoxon. Sampel dari penelitian ini sejumal 104 responden diambil dengan teknik Purposive Sampling. Penelitian dilakukan pada 3 – 13 Juni 2020 di Pondok Pesantren Al-Qur’an Insan Pratama. Hasil penelitian didapatkan ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang kebersihan personal hygiene genitalia eksternal pada saat menstruasi terhadap pengetahuan dan perilaku remaja di Pondok Pesantren Al-Qur’an Insan Pratama tahun 2020 (p< 0,001). Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan perilaku hygiene remaja putri. Diperlukan perhatikan khusus untuk menyediakan pendidikan kesehatan baik dilingkup sekolah maupun masyarakat.
Literatur Review: Dampak Gangguan Kesehatan Mental pada Petugas Kesehatan Selama Pandemi Coronavirus Disease 2019 Susanto, Bela Novita Amaris
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 7 No. 1A (2020): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.748 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v7i1A.462

Abstract

Latar Belakang: Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan masalah kesehatan yang menyerang masyarakat secara global. Virus 19-nCoV telah menyebabkan kematian lebih dari 500.000 dan lebih dari 120.000.000 kasus positif. Wabah COVID-19 dikaitkan dengan dampak gangguan kesehatan mental terutama pada petugas kesehatan yang bertugas sebagai garda depan. Review ini bertujuan untuk membahas sosio-demografi, gangguan kesehatan mental, hubungan kesehatan mental dengan COVID-19, serta mekanisme koping dan kebutuhan perawatan kesehatan mental pada petugas kesehatan selama pandemi COVID-19. Rancangan: Pencarian artikel dilakukan database berikut PubMed, Science Direct, Medline, Google Scholar dan Crossref selama bulai April-Juni 2020. Sebanyak 65 artikel dipilih pada penyaringan awal dan 15 artikel dibahas sebagai ulasan akhir. Hasil: Variabel sosio-demografi antara lain usia, jenis kelamin, jenis profesi, jenjang karier dan tempat bekerja. Gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, stres, post-traumatic stress disorder (PTSD), insomnia, somatisasi, gejala obesif-kompulsif, efikasi diri, sensitivitas interpersonal, photic anxiety dan lekas marah disebakan karena kurang dukungan sosial, kurang informasi tentang COVID-19, pelatihan penggunaan dan kurangnya alat pelindung diri (APD), langkah mengendalikan infeksi, bekerja di ruang isolasi, khawatir akan terinfeksi dan menularkan ke keluarga, perasaan frusasi ketidak puasan pada pekerjaan, perasaan kesepian terisolasi, kontak langsung dengan pasien positif COVID-19, pasien menyembunyikan riwayat medis dan peningkatan rasio kerja. Kesimpulan: Penting untuk memperhatikan kesehatan mental petugas kesehatan selama pandemi COVID-19, diperlukan sumber daya, perencanaan dan tindakan yang serius untuk mengatasi masalah ini. Kata Kunci: COVID-19, pandemi, petugas kesehatan, gangguan kesehatan mental Literature Review: Adverse effect of Mental Health Disorders on Healthcare Workers During the Coronavirus Disease 2019 Pandemic Background: The coronavirus disease (COVID-19) pandemic is a health problem that attacks people globally. The disease caused by 19-nCOV has caused more than 500,000 deaths and more than 120,000,000 positive cases. The COVID-19 outbreak was related to the adverse effect of mental health disorders, especially on healthcare workers who serve as the frontline. This review aims to discuss socio-demographics, mental health disorders, the relationship of mental health with COVID-19, as well as coping mechanisms and the need for mental health care for healthcare workers during the COVID-19 pandemic. Design: The article search was conducted with the following PubMed, Science Direct, Medline, Google Scholar, and Crossref from April to June 2020. A total of 65 articles were selected at initial screening and 15 articles were discussed as a final review. Results: Socio-demographic variables include age, sex, type of profession, career path, and place of work. Mental health disorders such as anxiety, depression, stress, post-traumatic stress disorder (PTSD), insomnia, somatization, obesity-compulsive symptoms, self-efficacy, interpersonal sensitivity, photic anxiety, and irritability are caused by lack of social support, lack of information about COVID- 19, training on the use and lack of PPE, measures to control infection, work in isolation, worry about being infected and spread to the family, feelings of frustration at work dissatisfaction, feelings of loneliness isolated, direct contact with positive patients with COVID-19, patients conceal medical history and increase work ratio. Conclusion: It is important to pay attention to the mental health of healthcare workers during the COVID-19 pandemic, resources, planning, and serious actions that are needed to overcome this problem. Keywords: COVID-19, pandemic, healthcare workers, mental health disorders