Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Financial Crunch pada Bank Syariah dan Pembiayaan UMKM Terhadap Perekonomian Di Indonesia Amila Zamzabila Putri; Abdul Qoyum
Sunan Kalijaga: Islamic Economics Journal Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Department of Islamic Economics, Faculty of Islamic Economics and Business, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/skiej.2022.1.2.1520

Abstract

Perekonomian indonesia telah mengalami berbagai tantangan maupun hambatan perekonomian yang cukup besar dalam sejarahnya, seperti adanya fenomena hyperinflation yang terjadi pada tahun 1960an, krisis moneter pada tahun 1997, krisis global pada tahun 2008, dan baru-baru ini bahkan sampai saat ini Indonesia mengalami krisis ekonomi akibat pandemi covid-19. Krisis keuangan global juga berdampak pada sektor perbankan, salah satunya dalam melakukan penyaluran kredit. Bank lebih selektif dalam melakukan kebijakannya untuk penyaluran kredit, sehingga hal ini memunculkan fenomena credit crunch. Pada sektor perbankan syariah, fenomena credit crunch lebih identik dengan penggunaan istilah financial crunch.. Fenomena ini memiliki hubungan dengan tingkat pembiayaan bank, karena saat terjadinya krisis keuangan bank lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaannnya, disinilah terjadi perubahan dalam penawaran dan permintaan pembiayaan. Adapun variabel yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh financial crunch pada bank syariah yaitu Non Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Financing To Deposit Ratio (FDR), serta adanya variabel pembiayaan UMKM untuk melihat pengaruh nya terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, yang diproyeksikan dengan data IPI. Dalam penelitian menggunakan model analisis Vector Error Correction Model (VECM) menggunakan data time series bulan Januari 2010 – Maret 2021. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya fenomena financial crunch pada saat terjadinya krisis keuangan, serta adanya perubahan pembiayaan UMKM juga tidak dapat menekan angka IPI. Kata Kunci : Financial Crunch, NPF, DPK, FDR, Pembiayaan UMKM, Pertumbuhan Ekonomi, IPI, VECM.
Determinasi Harga Perumahan di Indonesia dan Malaysia Maulanidya Zamillaili; Abdul Qoyum
Sunan Kalijaga: Islamic Economics Journal Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : Department of Islamic Economics, Faculty of Islamic Economics and Business, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/skiej.2022.1.1.1597

Abstract

Rumah merupakan investasi pokok yang dimiliki oleh rumah tangga. Hal tersebut membuat risiko harga perumahan merupakan resiko paling dasar yang dihadapi oleh rumah tangga. Maka perubahan harga perumahan merupakan sesuatu yang penting bagi rumah tangga. Harga rumah pada umumnya dipengaruhi oleh faktor ekonomi fundamental negara bersangkutan serta dinamika penawaran dan permintaan pasar perumahan lokal. Penawaran dan permintaan rumah dipengaruhi oleh factor-faktor ekonomi pada negara bersangkutan. Maka penelitian ini mempunyai maksud untuk mengetahui bagaimana hubungan variabel ekonomi terhadap harga perumahan di Indonesia dan Malaysia. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu pertumbuhan harga perumahan. Sedangkan variabel independen yang digunakan yaitu suku bunga, pertumbuhan kredit, upah, inflasi, indeks saham, harga saham properti, dan PDB. Data yang digunakan dalam penelitian yaitu data pada tahun 2005-2019. Hasil penelitian menjelaskan bahwa secara parsial inflasi, upah, dan harga saham properti memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga perumahan. Sedangkan indeks saham berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga perumahan. Untuk variabel suku bunga, PDB, dan pertumbuhan kredit tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga perumahan. Analisis secara simultan terhadap seluruh variabel menunjukkan bahwa seluruh variabel independen memiliki pengaruh signifikan terhadap harga perumahan
Determinant Cash Waqf Payment Amongst Rural Society in Yogyakarta: Do Itsar and Culture Matters? Melis, Melis; Abdul Qoyum; Misnen Ardiansyah
Nurani Vol 25 No 1 (2025): Nurani: jurnal kajian syari'ah dan masyarakat
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/nurani.v25i1.26225

Abstract

Cash waqf, within the framework of sharia economic law, serves as a crucial instrument for enhancing social welfare. When managed effectively and in accordance with sharia principles, cash waqf can provide substantial benefits for society. As of 2022, Indonesia had a population of approximately 275.78 million, with 86.93% identifying as Muslims, thus has a huge potential for generating waqf funds. However, data from the Indonesian Waqf Board (BWI) indicate that the total cash waqf collection in 2021 amounted to IDR 831 billion, whereas the potential for cash waqf in 2022 to reach IDR 130 trillion. This considerable disparity motivated the present study to explore the factors influencing individuals' willingness to pay cash waqf. This study specifically examines the determinants affecting interest in cash waqf payment among rural communities in the Special Region of Yogyakarta. Employing the Structural Equation Model (SEM) analysis tool with SmartPLS, the study revealed that the variables Itsar (altruism) and gotong royong (mutual cooperation) has positive effect on individuals' willingness for cash waqf payment, as evidenced by their respective p-values of 0.000 (< 0.05). Whereas, three variables—knowledge, income, and education level—do not significantly influence individuals' interest in cash waqf payment. These results suggests that in rural areas, particularly in Yogyakarta, strong communal values such as solidarity and cooperative spirit play a pivotal role in fostering cash waqf payments.