Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Comparison of Silkworm Farming Business Income (Bombyx Mori L.) Herawaty Herawaty; Andi Asikin Muchtar; Akrimah Akrimah; Nurul Muklisahah; Faizah Mahi
Agribusiness Journal Vol 6, No 2 (2023): Agribusiness Journal
Publisher : UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31327/aj.v6i2.2065

Abstract

South Sulawesi is still the largest producer of natural silk in Indonesia, although processing is still conventional. It is becoming an important trading center and an important non-timber forest product resource. This type of research is quantitative research, the data sources used are primary data and secondary data, with a population of silkworm rearing farmers located in Salojampu Village, Wajo Regency and Pising Village, Soppeng Regency. The results showed that silkworm farming in Salojampu Village, Wajo Regency, had the smallest income of Rp 183,667 per production cycle, while Pising Village, Soppeng Regency, had the largest income of Rp 311,333 per production cycle. Both farmer groups earned a total of IDR 495,000, with an average total income of IDR 247,500 per silkworm production cycle.
Sosialisasi Pengolahan Kulit Manggis sebagai Usaha Peningkatan Nilai Ekonomisnya Harlina Harlina; Nurul Mukhlishah; Herawaty Herawaty
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 5 No. 3 (2024): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) Edisi Mei- Agustus
Publisher : Cv. Utility Project Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v5i3.3852

Abstract

Kulit manggis  yang kaya antioksidan  memiliki potensi yang besar untuk diolah menjadi produk bernilai tinggi, akan tetapi barang ini seringkali dianggap limbah. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mensosialisasikan pengolahan kulit manggis sebagai upaya meningkatkan nilai ekonomisnya. Kegiatan ini melibatkan masyarakat PKK Baji Dakka, khususnya kelompok ibu-ibu rumah tangga dan pemuda, dengan harapan dapat memberikan pengetahuan baru serta keterampilan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Metode FGD (Fokus Group Discussion) yang digunakan dalam sosialisasi ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu penyuluhan mengenai manfaat kulit manggis, demonstrasi cara pengolahan, serta pelatihan pembuatan produk olahan kulit manggis. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa kulit manggis dapat diolah dengan berbagai macam produk, diantaranya minuman teh, jus,infus water, wedan, permen, snack, cream kecantikan, dan masker.  Mencapai 85% masyarakat yang hadir menyatakan antusiasnya dan tertarik untuk memanfaatkan kulit manggis sebagai sumber penghasilan tambahan. Berkisar 10% diantara mereka sudah mengetahui beberapa produk olahan kulit manggis. Dengan langkah-langkah lanjutan dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan pengolahan kulit manggis dapat menjadi usaha yang berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi masyarakat setempat. Selain itu diperlukan pendampingan untuk menginisiasi terbentuknya bidang usaha mandiri masyarakat atau home industry.