Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI DENGAN BERBANTUAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR Dewi Cahyaningrat
Jurnal Anak Bangsa Vol. 3 No. 1 (2024): Jurnal Anak Bangsa
Publisher : LPPM Universitas Bina Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46306/jas.v3i1.50

Abstract

The aim of the research is to improve children's socio-emotional skills by using the storytelling method. The research was conducted at PAUD Kutilang Petir Serang Group A with 12 students and was carried out in the first semester of the 2023/2024 academic year. The social emotional skills of children aged 4-5 years are still very lacking. The child still likes to play alone, does not want to communicate with his friends, still likes to use his hands and feet with his friends, and the child's ego is still very clear. Research tools include observation sheets and field notes. Collection techniques include observation and documentation. The data obtained was then analyzed descriptively and qualitatively in each cycle. The research results show that children's social emotional improvement occurs in each cycle. The initial condition was only 8.33% which was in the good category. In cycle I, small picture books were used and 50% of the results were in the good category. Children still look dissatisfied and bored using small picture books because they cannot see the pictures clearly, so correction needs to be done in Cycle II. In cycle II the researcher used a ledger. The results achieved were 83.33% which was in the good category. When stories are told with the help of big books, children are very interested in watching them. Children aged 4-5 years begin to concentrate on listening to scientists' stories with the help of a big book, because the pictures in the big book are easy for children to see. Based on this description, it can be concluded that using the big book storytelling method can improve the social emotions of children aged 4-5 years at PAUD Kutilang Petir Serang
POLA ASUH ORANG TUA PADA KETERAMPILAN BINA DIRI ANAK TUNAGRAHITA SEDANG Dzikra Ayu Adzkiya; Reza Febri Abadi; Neti Asmiati; Ade Derajat; Dewi Cahyaningrat
JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT Vol 12 No 3 (2024): Vol 12 No 3 September 2024
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37081/ed.v12i3.6358

Abstract

Tunagrahita ialah istilah yang digunakan untuk seseorang yang memiliki perkembangan intelegensi yang terlambat. Seseorang dikategorikan tunagrahita jika memiliki tingkat kecerdasan (IQ) yang rendah (di bawah rata-rata normal), sehingga untuk proses tumbuh kembangnya memerlukan bantuan atau layanan yang sesuai, termasuk program pendidikannya. Program khusus bina diri ini bertujuan untuk kemandirian anak tunagrahita mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Contoh dari program khusus bina diri anak tunagrahita sedang salah satunya latihan menggunakan toilet sendiri (toilet training). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan. Analisis data dilakukan dengan tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data diuji dengan triangulasi sebagai pembanding atau pemeriksaan data serta mencegah kesalahan dalam analisis data. Pola asuh yang diterapkan oleh masing-masing orang tua terhadap pembelajaran toilet training anak tunagrahita usia 8 –12 tahun di SKh Negeri 02 Kota Serang yaitu orang tua D menerapkan pola asuh kombinasi antara pola asuh permisif dan pola asuh demokratis. Orang tua Z menerapkan pola asuh otoriter. Orang tua A menerapkan pola asuh permisif. Orang tua R menerapkan pola asuh kombinasi dari ketiga jenis pola asuh yaitu pola asuh permisif, demokratis, dan otoriter. Pola asuh orang tua berpengaruh dalam mendorong perkembangan kemandirian anak, namun jenis pola asuh yang diterapkan oleh orang tua kurang relevan dengan hasil kemandirian anak. Maka dalam menerapkan pola asuh perlu memberikan porsi dan pembawaan yang tepat dari orang tua agar dapat menghasilkan kemandirian anak yang berkembang dengan baik diseluruh aspek sehingga anak mampu untuk mandiri.