Ahmad Ubaidillah
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Kritik Budaya Akademik Pendidikan Tinggi Prespektif Azyumardi Azra Achmad As'ad Abdul Aziz; Atiyatus Syarifah; Dinka Rosyita Dewi; Habibulloh Habibulloh; Abrori Abrori; Ahmad Ubaidillah
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 5, No 5 (2023): October
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v5i5.5272

Abstract

Kritik budaya akademik dalam pendidikan tinggi merupakan salah satu isu yang terus diperbincangkan di Indonesia. Dalam perspektif Azyumardi Azra, seorang cendekiawan muslim yang berpengaruh, terdapat beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif pustaka (Library Research), yang mana peneliti akan berusaha menggali pemikiran Azyumardi Azra melalui karya-karyanya. Beberapa langkah yang dilakukan dalam mengumpulkan data dilakukan dengan lima tahap yaitu menghimpun literatur, mengklasifikasi buku-buku, mengutip pemikiran, melakukan konfirmasi, dan mengelompokan data. Teknik analisis dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik analisis teks yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis muatan sebuah teks, dapat berupa kata-kata, makna gambar, simbol, gagasan, tema dan bermacam bentuk pesan yang dapat dikomunikasikan. Hasil penelitian mengngkapkan pandangan Azyumardi Azra, salah satu kritik utama adalah kurangnya kemandirian intelektual di kalangan akademisi dan mahasiswa. Ia menyadari bahwa banyak institusi pendidikan tinggi di Indonesia masih menghasilkan lulusan yang kurang mampu berpikir kritis dan mandiri secara intelektual. Pendidikan tinggi seharusnya menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan mampu menghasilkan gagasan-gagasan inovatif. Namun, budaya akademik yang terlalu didominasi oleh model pembelajaran pasif dan hafalan membuat mahasiswa cenderung tidak terbiasa dalam menganalisis, mempertanyakan, dan mengkritisi informasi yang diperolehnya.