HAFID RUSTIAWAN
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KOMERSIALISASI PENDIDIKAN: Analisis Pembiayaan Pendidikan HAFID RUSTIAWAN
Tazkiya Vol 16 No 01 (2015): Januari-Juni 2015
Publisher : Pusat Kajian Islam dan Kemasyarakatan (PKIK), UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembiayaan dalam konteks pendidikan adalah pembiayaan guna mendanai pengadaan seluruh unsur serta kegiatan yang dilakukan, sehingga seluruh program yang ditawarkan terlaksana dengan baik, terlebih pendidikan yang berkualitas, sebab untuk menghasilkan out put yang berkualitas dibutuhkan sistem dan proses yang berkualitas pula. Demgam demikian, pendidikan adalah aktivitas yang membutuhkan pembiayaan, namun demikian, pembiayaan pendidikan bukan berarti harus mahal, sebab pembiayaan pendidikan yang mahal belum tentu berkualitas. Pendidikan yang semula sebagai proses humanisasi dan transformasi sosial, kini telah mengalami distorsi, menjadi sebuah ladang komersial untuk mendapatkan dan menumpuk kekayaan secara private. Pembiayaan pendidikan memang ada, namun besar kecilnya pembiayaan pendidikan, tergantung kepada program dan kagiatan yang dilaksanakan, sebab hasil pendidikan tergantung pula pada keduanya. Mahalnya pembiayaan pendidikan yang tidak sebanding dengan mutunya, dapat disinyalir sebagai indikator upaya semata-mata untuk memperoleh profit, dan pada tataran tertentu dikategorikan kepada komersialisasi pendidikan. Dengan demikian, mahalnya pembiayaan pendidikan dapat disebabkan oleh dua Faktor. Pertama, mahal karena pembiayaan pendidikan, seperti karena pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam menjalankan proses pendidikan guna menghasilkan mutu pendidikan berkualitas. Kedua mahalnya pembiayaan pendidikan karena komersialisasi. Komersialisasi pendidikan dapat terjadi karena berbagai paktor, diantaranya adalah akibat dari idiologi kapitalisme liberalisme, mentalitas sumber daya manusia, pemberian otonomi pembiayaan sebahagian atau seluruhnya kepada lembaga pendidikan sehingga memberikan peluang yang lebar untuk menarik pembiayaan pendidikan guna kepentingan mendapat profit semata-mata.