OOM MUKARROMAH
Fakultas Syari'ah IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ITTIHAD, HULUL, DAN WAHDAT AL-WUJUD OOM MUKARROMAH
Tazkiya Vol 16 No 01 (2015): Januari-Juni 2015
Publisher : Pusat Kajian Islam dan Kemasyarakatan (PKIK), UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pencapaian tertinggi yang diidamkan bagi seorang sufi adalah bersatunya sang pencinta dan yang dicinta. Konsep penyatuan ini bagi Abu Yazid al-Bustami dikenal dengan istilah Ittihad, bagi al-Hallaj dikenal dengan istilah Hulul dan lbnu Arabi menyebutnya dengan istilah wahdat al-wujud. Perbedaan antara ittihad al-Bustami dengan hulul al-Hallaj adalah dalam hulul diri al-hallaj tidak melebur atau hilang, sementara dalam ittihad diri Abu Yazid hancur dan yang ada hanya diri Tuhan. Jadi dalam ittihad yang dilihat satu wujud, sedang dalam hulul ada dua wujud tetapi bersatu dalam satu tubuh. Dalam teorinya tentang wujud, Ibnu Arabi mempercayai terjadinya emanasi, yaitu Allah menampakkan segala sesuatu dari wujud ilmu menjadi wujud materi. Filosofi dari ketiga konsep di atas (ittihad, hulul, dan wahdat al-wujud) adalah bahwa Allah ingin melihat diri-Nya di luar dirii-Nya. Sehingga dijadikan-Nya alam ini yang merupakan cermin bagi Allah di kala ingin melihat diri-Nya.