dalam setiap aktivitas bisnis untuk mencegah risiko kecelakaan kerja dan penyakit. Namun, masih banyak pelaku usaha di Indonesia yang belum menerapkan manajemen K3 secara efektif. Kecelakaan kerja merupakan masalah serius di Indonesia, dengan tingkat kecelakaan yang cukup tinggi terutama di sektor industri kecil dan mikro seperti pabrik tahu dan tempe. Penyakit yang umum terjadi di antara pekerja pabrik tahu dan tempe termasuk luka luar, masalah pernafasan, dan masalah otot, yang sebagian besar disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja yang tidak aman dan paparan bahan kimia. Di Indonesia, kondisi iklim tropis memfasilitasi perkembangan penyakit jamur, seperti tinea unguium, yang merupakan infeksi jamur pada kuku. Pekerja pabrik tahu rentan terkena infeksi ini karena kontaminasi jamur dalam lingkungan kerja yang lembap dan paparan zat kimia. Infeksi jamur kuku juga dapat disebabkan oleh kelembapan tinggi dan kebiasaan mencuci tangan berlebihan. Tinea unguium disebabkan oleh jamur dermatofita, non-dermatofita, dan jamur ragi. Penelitian ini dilakukan untuk menginvestigasi prevalensi dan karakteristik infeksi tinea unguium di kalangan karyawan industri kecil di Kalideres, Jakarta Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja pabrik tahu, tempe, dan oncom paling sering mengalami bahaya biologis dan risiko kecelakaan, terutama karena terpapar air dan kelembapan tinggi di lingkungan kerja. Dalam mengatasi masalah ini, diperlukan program K3 yang melibatkan pengawasan khusus oleh petugas K3, penyuluhan, dan pencegahan melalui poster di tempat kerja. Upaya ini bertujuan untuk memastikan keselamatan dan kesehatan pekerja serta menjaga lingkungan kerja yang aman dari bahaya biologis dan kecelakaan.