Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Transformasi Fungsi dan Bentuk Bangunan - Reaktivasi Stasiun Kereta Api Garut dan Pasirjengkol Tasya Fatihah; Ilma Nurfadlilawati; Fakhrisa Nur Paramarta; Wiwik Dwi Pratiwi
RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment) Vol 11 No 1 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JRS.2024.v11.i01.p04

Abstract

The reactivation of several train stations is part of PT. Kereta Api Indonesia's attempts to enhance railway services. In doing so, it initiated the reactivation of the Garut-Cibatu railway, which ceased operations in 1983. The 2018 National Railway Master Plan (RIPNAS) and Garut City Regional Spatial Plan (RTRWK) support the reactivation of this railway line to stimulate economic growth and improve tourism accessibility. This reactivation involves planning for the whole railway zone, including enhancing the overall physical quality of the Garut-Cibatu line and reopening several railway stations. This research focuses on the transformation of Garut Station, located in the Garut Kota District, and Pasirjengkol Station, located in the Sukawening District. As a result, both stations have experienced changes, notably the addition of new buildings. This implies transformations in building functions, station layouts, and architectural styles. This study aims to comprehend the changes and their impact on functions that support the operation of the railway and passenger experiences. It employs a qualitative method with descriptive analysis by combining secondary data from historical literature studies and primary data from documentation and interviews with relevant respondents.Keywords: railway station; transformation; function and form; operational function; passenger experience AbstrakReaktivasi beberapa stasiun kereta api merupakan bagian dari upaya PT. Kereta Api Indonesia untuk meningkatkan pelayanan perkeretaapian. Di dalam pelaksanaannya, diinisiasi untuk mereaktivasi jalur kereta api Garut-Cibatu yang berhenti beroperasi pada tahun 1983. Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) tahun 2018 dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRWK) Garut mendukung reaktivasi jalur kereta api ini sebagai sarana untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memudahkan akses pariwisata. Reaktivasi ini melibatkan penataan kawasan yang mencakup peningkatan kualitas fisik serta beroperasinya kembali beberapa stasiun kereta api. Stasiun Garut yang berlokasi di Kecamatan Garut Kota dan Stasiun Pasirjengkol di Kecamatan Sukawening menjadi fokus penelitian ini karena adanya transformasi stasiun kereta api yang terjadi pada kedua stasiun berupa penambahan massa bangunan. Transformasi ini mencakup perubahan bentuk fungsi bangunan, tata letak stasiun, dan gaya arsitektur. Penelitian ini bertujuan untuk memahami perubahan yang terjadi dan dampaknya terhadap fungsi-fungsi pendukung operasional, dan pengalaman pengguna stasiun. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif dengan menggabungkan data sekunder dari studi literatur Sejarah, dengan data primer dari dokumentasi serta wawancara dengan pihak yang relevan.Kata kunci: stasiun kereta api; transformasi; fungsi dan bentuk; fungsi operasional; pengalaman pengguna
Karakteristik Permukiman Informal di Sepanjang Alur Kereta Api: Studi Opini Media Tasya Fatihah; Allis Nurdini
RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment) Vol 11 No 2 (2024): October 2024
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JRS.2024.v11.i02.p04

Abstract

Informal settlements have dominated many urban areas in Indonesia. They are usually found in areas dedicated as buffer zones between transportation lines and areas outside them. This research has three objectives: identifying and understanding the characteristics of informal settlements along railways, analyzing factors that are frequently associated with common problems and drawing public attention, and setting priorities for future research. Data was collected by reviewing 50 online-accessible news articles published in various media from 2017 to 2023. The selection process of these sources was based on the purposive sampling principle. This study then applies manifest content analysis by adopting topic analysis that is run through the JMP application. Study findings demonstrate that perception of the opportunity to occupy available spaces tends to be neutral, while issues about vulnerability, legal status, safety, and ownership harvest negative perceptions. Factors that often cause common problems and attract public attention include high rents, poor sanitation, threats of eviction, legal uncertainties, safety risks, and inability to access basic services.Keywords: perception of characteristics; informal settlements; railway infrastructure buffer area; media opinion study; transportation infrastructure AbstrakPermukiman informal telah mendominasi area perkotaan di Indonesia. Mereka biasanya ditemukan di area yang membatasi alur transportasi dengan area di sekitarnya. Penelitian ini memiliki tiga tujuan, yaitu: mengidentifikasi dan memahami karakteristik permukiman informal di sepanjang jalur kereta api; menganalisis faktor-faktor yang diasosiasikan dengan beragam masalah umum dan menarik perhatian publik; serta merumuskan prioritas studi lanjutan yang perlu dilaksanakan ke depan. Pengumpulan data dilakukan dengan mereview 50 artikel berita online yang dipublikasi pada periode 2017-2023. Proses seleksi dari sumber data ini dilaksanakan berdasarkan prinsip purposive sampling. Studi ini kemudian menerapkan manifest content analysis dengan mengadopsi analisis topik yang dioperasikan melalui aplikasi JMP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi terkait kesempatan untuk mengakses ruang untuk tinggal cenderung netral. Sementara isu kerentanan, status legal, keselamatan, dan kepemilikan memiliki persepsi yang negatif. Faktor-faktor yang sering kali menimbulkan masalah umum dan menarik perhatian publik meliputi sewa yang tinggi, kondisi sanitasi yang buruk, ancaman penggusuran, ketidakpastian status legal, risiko keamanan, dan ketidakmampuan mengakses layanan dasar.Kata kunci: persepsi karakteristik; permukiman informal; sempadan infrastruktur kereta api; studi opini media; infrastruktur transportasi