Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Gaya Komunikasi Politik Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) Pada Masa Kerja Aktif 2016-2017 Frengki Ramadhan; Nathalia Perdhani Soemantri; Sayyidah Afifah
Publish: Basic and Applied Research Publication on Communications Vol 3 No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/publish.v3i1.6650

Abstract

Situasi politik kian memanas sejak menjelang Pilpres 2014, yang pada saat itu salah satu kandidatnya adalah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Terpilihnya Jokowi menjadi presiden RI di Pilpres 2014 menggeser kursi kekuasaan gubernur DKI Jakarta yang diduduki oleh wakilnya yaitu Ir. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Gaya komunikasi politik yang dimiliki oleh Ahok dikenal sangat berbeda dari gubernur sebelumnya. Ahok tidak sedikit terlibat dalam beradu argumen dalam menanggapi dan menyelesaikan masalah. Ketika dalam diskusi memiliki sudut pandangan yang berbeda, Ahok tidak sungkan mengatakan dengan gaya komunikasi yang keras, to the point, dan tidak jarang terkesan seakan menyudutkan lawan bicaranya. Pada masa jabatan selama dua tahun memimpin pemerintahan DKI Jakarta, tidak sedikit Ahok terlibat pada beberapa konflik. Konflik yang paling mengemuka adalah kasus hukum penistaan agama yang mengakibatkan dirinya ditetapkan sebagai tersangka. Kasus ini membuat gaya komunikasi politik Ahok di periode tahun ke dua sedikit berbeda dengan tahun pertama. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif dengan pendekatan kualitatif. Konsep yang digunakan yakni komunikasi, komunikasi politik, dan gaya komunikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat perubahan gaya komunikasi politik Ahok secara umum, namun terdapat sedikit lebih kalem dari biasanya, lebih berhati-hati dalam menyampaikan pesan komunikasi politik, serta lebih percaya diri secara psikologis.
The Effectiveness of Instagram Account @environment in Fulfilling Climate Change Information Needs in Indonesia Diva Inggar Sabilillah; Sayyidah Afifah
International Journal of Environmental Communication (ENVICOMM) Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : Faculty of Communication Science | Universitas Pancasila Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/envicomm .v2i2.8189

Abstract

Every individual requires information daily, which is essential for decision-making and managing daily activities. Climate change has become a widely discussed topic due to its detrimental effects on the Earth, including deforestation, air pollution, water pollution, and global warming. Human activities, such as the use of fossil fuels and deforestation, play a significant role in accelerating climate change. Studies indicate that people in Indonesia are increasingly aware of climate change, though their understanding remains limited. Social media platforms, particularly Instagram, have emerged as vital tools for disseminating information about climate change. This study aims to evaluate the effectiveness of content from the Instagram account @environment in fulfilling the information needs of its followers in Indonesia regarding climate change. Grounded in concepts of communication effectiveness and climate change, the study adopts a descriptive quantitative approach within a positivist paradigm. The sample comprises 400 respondents who follow the @environment Instagram account in Indonesia. Data was gathered using a Google Form and analyzed using SPSS. The results of the descriptive statistical analysis indicate that the content shared by the Instagram account @environment is effective. Respondents find the content useful, reliable, and engaging. A simple linear regression analysis reveals that the effectiveness of social media content significantly influences the fulfillment of followers' information needs.