Penelitian ini membahas fenomena mythomania dan penyebaran hoaks di era post-truth, menganalisis psikologis mythomania serta dampaknya terhadap penyebaran hoaks. Mythomania, sebuah gangguan mental yang melibatkan perilaku berbohong patologis, dapat berkontribusi pada penyebaran informasi palsu. Dalam konteks era post-truth, di mana fakta sering diabaikan, individu dengan mythomania dapat tidak sengaja atau sengaja memperkuat penyebaran hoaks. Penelitian ini juga membahas kaitan antara penyebaran hoaks dan politik pascakebenaran. Konsep post-truth politics menciptakan lingkungan di mana berita palsu digunakan untuk memengaruhi opini publik. Individu dengan perilaku mythomania dapat memperumit kontroversi fakta dan kebenaran dalam politik, menyulitkan komunikasi, politik, dan media. Penelitian ini juga menjelaskan perspektif Alqur'an terhadap kejujuran sebagai solusi terhadap penyebaran hoaks. Alqur'an mengajarkan nilai-nilai kejujuran, takwa, dan pertanggungjawaban sebagai landasan untuk mencegah perilaku mythomania dan penyebaran hoaks. Pendidikan literasi media dan regulasi yang mendukung literasi media juga diakui sebagai upaya untuk mengatasi masalah ini.