Fhardi Suganda
Sekolah Pascasarjana Universitas Andalas, 3FM6+PF2, Limau Manis, Kec. Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat 25175

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Nilai Manfaat Teknologi Methane Capture bagi Pabrik Kelapa Sawit Fhardi Suganda; Fadjar Goembira; Mahdi Mahdi
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 2 (2024): March 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.2.551-564

Abstract

Dalam upaya membatasi kenaikan suhu global 1,5 derajat Celsius pada tahun 2050, peserta COP26 pada November 2021 sepakat untuk menurunkan akumulasi gas metana. Gas metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang memberikan dampak yang besar bagi peningkatan pemanasan global. Potensi reduksi gas metana di Indonesia terdapat pada teknologi menangkap gas metana (methane capture) dari limbah cair yang bersumber dari pabrik pengolahan kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar reduksi gas metana yang bisa ditangkap oleh teknologi methane capture serta mengetahui nilai finansial pemanfaatan gas metana baik dari sisi finansial perusahaan maupun bagi lingkungan hidup. Penelitian ini menggunakan metode mixed method explanatory. Dari aspek lingkungan, pemanfaatan methane capture mampu menangkap gas metana sebanyak 17.517,79 t-CO2e (93,81%) pada kolam anaerobik. Valuasi ekonomi dari gas metana diperoleh dalam NPV adalah sebesar Rp. 31.219.230.000 selama 20 tahun umur ekonomisnya yang dihitung dari nilai ISCC Insentif. Nilai ini menjadi semakin besar, yakni Rp. 63.808.660.000 apabila gas metana tersebut dimanfaatkan untuk membangkit tenaga listrik. Namun, perusahaan akan merugi apabila tidak mendapatkan ISCC insentif dari pasar Eropa dan Amerika Serikat, yakni NPV menjadi sebesar Rp. -6.444.990.000. Kerugian ini lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang menggunakan pembangkit listrik diesel yang berbahan bakar fosil, yakni dengan NPV Rp. -4.857.560.000. Ada selisih sebesar Rp. -1.587.430.000 yang menjadi disinsentif bagi perusahaan kelapa sawit dalam menggunakan teknologi methane capture. Apabila diterapkan pajak karbon untuk pabrik kelapa sawit yang tidak menggunakan teknologi methane capture, berdasarkan UU nomor 7 tahun 2021, maka pembebanan biaya yang lebih besar sehingga nilai NPV Rp. -15.446.640.000 dibanding sebelum diterapkannya pajak karbon.