Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Management of Post Tumor Resection in Inferolateral Eyelid using Periosteal Flap and Canthoplasty Technique – A Case Report: Poster Presentation - Case Report - Resident CLARA VALENTINA; Putu Yuliawati; Ni Made Laksmi Utari
Majalah Oftalmologi Indonesia Vol 49 No S2 (2023): Supplement Edition
Publisher : The Indonesian Ophthalmologists Association (IOA, Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35749/vw8zen64

Abstract

Introduction : Eyelid defect repair goals are providing supportive connecting tissue and functional mucosal epithelium. Posterior lamellar reconstruction for tumor resection defect is still challenging. In this case, lower eyelid reconstruction can be accomplished by elevation and rotation of periosteal flap as posterior lamella. Case Illustration : A 68-years-old male came with inferolateral eyelid mass of Left Eye (LE) that was increasing in last 3 months. On LE examination found solitary cystic cutaneous lesion in inferior palpebra near lateral canthal, sized7x5mm, fixated, regular, and chewy consistency. Anterior of mass has same color as adjacent skin with hyperpigmentation lesion and posterior side was translucent with telangiectasia. He was suspected with LE ductal dd epidermoid cyst. Discussion : Periosteal flap and canthoplasty is procedure to repair inferolateral eyelid defect that are large to be closed primarily, however it requires adequate lateral canthal skin and tarsal plate. Posterior lamellais restored to create connective tissue framework, proper contour, and vertical canthal height. Tumor was removed and preperiosteal plan inferior to inferior orbital rim was dissected. The anterior lamella then transposed superiorly to make sure it will cover posterior lamellar reconstruction. Periosteal flap from lateral canthal tendon of infraorbital margin was harvested, flap was crossed to form sharp canthal angle and sutured to tarsal edges of lower eyelids as posterior lamella. A week later, LE showed natural contour and good function without eyelid malposition. Conclusion : Periosteal flap as posterior lamella reconstruction of eyelid defects is effective and efficient to repair eyelid defect due to its simplicity, reliability, and low risk complication.
Pemberian Terapi Bermain Mewarnai Pada Anak Dengan Masalah Keperawatan Kecemasan Pada Kasus DHF Diusia Pra Sekolah Di Ruang Anggrek Rst Bhakti Wira Tamtama Semarang Boediarsih Boediarsih; Paska Sisria Priliany; Clara Valentina
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia (JKMI) Vol. 1 No. 2 (2024): Januari
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jkmi.v1i2.898

Abstract

Anak usia prasekolah disebut sebagai masa yang sangat aktif, seiring dengan masa perkembangan otot dan peningkatan aktivitas bermainnya, menyebabkan anak rentan terkena infeksi virus. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)  merupakan penyakit penyakit yang disebabkan oleh virus demam berdarah yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang dapat menyerang anak dan orang dewasa dengan manifestasi berupa demam akut, nyeri otot dan sendi sampai pada perdarahan, yang kemudian mengharuskan penderita untuk menjalani hospitalisasi. Hospitalisasi menjadi penyebab dari kecemasan pada anak-anak ketika menjalani pengobatan. Jika kecemasan tidak diatasi dengan segera maka akan menghambat proses penyembuhan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemberian terapi bermain mewarnai dalam mengurangi kecemasan. Metode pengambilan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi skala Facial Image Scale (FIS). Hasil penelitian menunjukan penurunan skala kecemasan pada kedua pasien dari skala sedang menjadi skala ringan. Terapi bermain mewarnai tampak berpengaruh terhadap kecemasan. Anak menjadi lebih tenang tidak merasa cemas, ketakutan terhadap perawat berkurang, mau ditinggal sendiri oleh orang tuanya, dan pasien tidak mudah menangis.