Sueca, I Nyoman
Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

REVITALISASI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DALAM MENCIPTAKAN BUDAYA RELIGIUS BAGI GENERASI HINDU 2017 Sueca, I Nyoman
Jurnal Penjaminan Mutu Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : LPM IHDN Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.457 KB) | DOI: 10.25078/jpm.v3i2.192

Abstract

The problem of education is an issue of human life throughout their life, both as individuals, social groups as well as members of society. A hope for the government and society to the generations of Hindu that schools of Hinduism can be built not only in formal education but through education in formal and non-formal as in the rise and pasraman-pasraman in every Pakraman in Bali, so the creation of a religious culture, the strong one.The phenomenon that occurs in the Hindu generation, where Hindu religious education in the learning process in schools to create a culture of religious solely to meet the cognitive, affective and psychomotor aspects whereas as if ignored, this happens because of the situation of globalization. Build or revitalize Hindu religious education is actually the duty of teachers and parents with instilling religious values to create a religious culture. A religious culture that is based on religion teacher jobs, selfless, is also a method for building ones values in a comprehensively manner.
KEBERHASILAN PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI WUJUD BUDAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Sueca, I Nyoman
Adi Widya: Jurnal Pendidikan Dasar Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.082 KB)

Abstract

The activities of the teacher which are hard work, smart work, compassion, and discipline should be a guide in character education in schools. This is very important, especially to achieve optimal results so that students as the young generation has high-quality as expected which is the hope of the Indonesian government. This is done with the aim of preventing people's concerns for the loss of identity/character of the learners.With a high character, it will bring learners to have moral rooted in the philosophy, experience, and have the value of cultural religions of Indonesia. Thus, Character Education must be sustainable and never-ending as an integral part to prepare the nation's tailored aligned with a human figure with a good future.Character education must cultivate philosophy and practice of the whole character of this nation, whole, and comprehensive (kaffah). The character of the nation contains cultural adhesives and cultural which must be realized in cultural awareness and cultural intelligence (cultural intelligence) of every citizen.
LOCUS EDUCATIONIS SEBAGAI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH MENUJU PESERTA DIDIK YANG BERBUDI Sueca, I Nyoman
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.927 KB)

Abstract

Sekolah dapat menjadi wahana pendidikan karakter yang andal dan efektif bagi pembentukan idividu. Sekolah dapat memanfaatkan locos educationis di dalam lembaga pendidikan sebagai  praksis pendidikan karakter. Sejak dahulu sekolah memiliki dua tujuan utama dalam karya pendidikan mereka, yaitu membentuk  manusia yang cerdas, dan berbudi luhur. Mundurnya pendidikan karakter, kita wajib bertanya kembali pada diri sendiri dan pada orang lain terkait relevansinya pendidian karakter dalam sekolah. Kalau masih relevan, bagaimana kita sekarang mau menghidupkan kembali, dan melalui momen-momen pendidikan (locus educationis) mana, kita dapat memberikan pendidikan karakter itu di dalam diri peserta didik. Hancurnya nilai-nilai moral dalam masyarakat yang ditandai dengan merebaknya kekerasan seperti; pemerkosaan gadis dibawah umur, pembunuhan, narkoba dan lain-lainnya, fenomena inilah membutuhkan kelahiran baru pendidikan karakter di dalam sekolah. Momen-momen dalam lingkungan sekolah yang dapat dipakai sebagai sebuah sarana atau kesempatan dalam mengembangkan pendidikan karakter, telah melibatkan jaringan relasional antara staf sekolah dengan orang tua dan masyarakat.Kata Kunci: Sekolah sebagai wahana penguatan pendidikan karakter.
PENGUATAN BUDAYA KERJA PENYULUH AGAMA NON-PNS DALAM PEMBINAAN UMAT HINDU DI KABUPATEN GIANYAR Sueca, I Nyoman
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 5, No 2 (2018): Guna Widya : Jurnal Pendidikan Hindu
Publisher : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1744.06 KB)

Abstract

Peningkatan sumber daya dan kemajuan umat Hndu di kabupaten Gianyar nampaknya memerlukan sebuah proses, usaha pemerintah dalam peningkatan sumber daya manusia baik dalam bidang pembangunan dan pendidikan keagama, semua itu tidak lepas dari kesiapan pemimpin pada suatu organisasi dalam menyediakan pelayanan. Dalam pengelolaan bidang pembinaan umat Hindu oleh penyuluh Non-PNS, guna terciptanya penguatan budaya kerja, dalam proses pencapaian kemajuan, meningkatnya sumber daya manusia di bidang agama dan keagamaan, maka diperlukan komitmen dan upaya dari penyuluh untuk menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai pelayan masyarakat, yang merupakan wujud dari karma marga. Upaya untuk meningkatkan pendidikan secara intlektual pembinaan-pembinaan penyuluh terhdahap umat Hindu terus ditingkatkan demi mencerdaskan dan memajukan umat Hindu di kabupatern Gianyar. Hal ini dilakukan sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, pasal 30, ayat 2 menyatakan bahwa pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agama. Penguatan budaya kerja penyuluh menjadikan efisien efektif, apa bila penyuluh telah melakukan kinerja sesuati dengan terjadwal. Budaya organisasi dalam sebuah lembaga baik pemerintah maupun swasta yang diterapkan dengan kuat dan positif akan menjadikan manajemen secara efisien dan efektif, karena menghasilkan hal-hal seperti; nilai, prilaku, adanya musyawarah, dan kegiatan berorientasi pada misi.Kata Kunci: Penguatan budaya kerja penyuluh Non-PNS.
MENCERDASKAN ANAK BANGSA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Zaenab, Siti; Sueca, I Nyoman
PRATAMA WIDYA : JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Vol 3, No 1 (2018): PRATAMA WIDYA JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Publisher : PRATAMA WIDYA : JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2002.304 KB)

Abstract

AbstractGovernment policy in a program with education care, and early childhood development (PAUD) as a concrete manifestation of the government’s commitment is in the document “National Program for Indonesian Children (PNBAI). The important value of early childhood (early childhood) period for the growth and development ofchildren in the future, is increasingly realized by parents. This growing awareness raises an escalation of interest for quality early childhood education that can meet their expectations. The intelligence that occurs in children, cognitive theory and psychoanalytic theory is very important in supporting children play a reference in determining the stage of child development in terms of cognitive, afktif, psikomotorik, language, and social emotional. Early childhood learning approach as the main arena in instilling knowledge of Indonesian children aged 4-5 years is done with various setrategi as a skill in mengartur appropriate learning, in order to achieve maximum results which is the hope of society. In some rural communities, many still do not take advantage of their early childhood education opportunities, many factors affect the economy, parents, and the distance to school. During this education from tingkan PAUD to kindergarten in rural areas almost mostly built by the party suwasta in the form of the foundation. This is something that needs to get the attention of the central government to the district level. Keywords: To hatch the nation’s childrenAbstrakKebijakan pemerintah dalam sebuah program dengan pengasuhan pendidikan, dan pengembangan anak usia dini (PAUD) sebagai wujud nyata komitmen pemerintah adalah yang temuat dalam dokumen berupa “Program Nasional Bagi Anak Indonesia (PNBAI). Nilai penting periode anak usia dini (PAUD) bagi pertumbuhan dan perkembangan anak dimasa yang akan datang, semakin disadari oleh orang tua. Kesadaran yang terus tumbuh tersebut menimbulkan eskalasi/pertambahan minat terhadap pendidikan anak usia dini yang berkualitas yang bisa memenuhi harapan mereka. Kecerdasan yang terjadi pada anak-anak, teori kognitif dan teori psikoanalitis sangat penting dalam menunjang main anak menjadi acuan dalam menentukan tahap perkembangan anak baik dari segi kognitif, afktif, fisikomotorik, bahasa, maupun sosial emosional. Pendekatan pembelajaran anak usia dini sebagai ajang utama dalam penanamkan pengetahuan terhadap anak Indonesia yang berumur 4-5 tahun dilakukan dengan berbagai setrategi sebagai sebuah ketrampilan dalam mengartur pembelajaran yang sesuai, agar mencapai hasil maksimal yang merupakan harapan masyarakat. Di beberapa masyarakat daerah pedesaan masih banyak belum memanfaatkan kesempatannya untuk membeikan pendidikan usia dini terhadap anak-anak mereka, hal ini banyak faktor yang mempengaruhi misalkan, ekonomi, kesibukan orang tua maupun jarak