Tari Legong Kreasi Mahisamanggala adalah tari yang ditarikan oleh enam orang penari putri, yang terinspirasi dari ritual Kebo Dongol di Desa Adat Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Tari ini hanya mengangkat inti sari dari ritual Kebo Dongol sebagai ide garapan yang terdiri dari penari yang menarikan sesajen, bentuk sesajen yang menyerupai kerbau, pertemuan sesajen Kebo Dongol dan Pedang Sudamala serta adanya megarang-garangan sesajen. Berorientasi dari pemikiran tersebut, maka terciptalah hasil penciptaan berjudul Mahisamanggala. Mahisamanggala merupakan istilah lain untuk menjelaskan Ritual Kebo Dongol. Tari Legong Kreasi Mahisamanggala tercipta menggunakan prinsipprinsip metode angripta sesolahan yang terdiri dari Ngarencana yaitu proses awal penjelajahan sumber yang mendukung penciptaan, Nuasen merupakan upacara ritual yang dilakukan sebelum berproses, Makalin merupakan proses pemilihan materi yang mengandung terciptanya karya tari, Nelesin yaitupenggabungan untuk menentukan bentuk ciptaan dan Ngebah merupakan pementasan pertama dari sebuah hasil karya tari. Penggarapan Tari Legong Kreasi Mahisamanggala dikemas dalam lima struktur terdiri dari pepeson, pengawak, pengetog, pengecet, pekaad. Secara keseluruhan, karya tari Legong Kreasi Mahisamanggala digarap tidak bercerita, namun disajikan secara dramatik dengan menggunakan mode penyajian simbolik. Tujuan dari penciptaan tari Legong Kreasi Mahisamanggala adalah untuk memperkenalkan kepada masyarakat, bahwa ritual Kebo Dongol memiliki nilai-nilai filosofi dan estetika yang tinggi, sekaligus melestarikan kesenian dengan memuat budaya lokal.Kata Kunci : Ritual Kebo Dongol, Penciptaan, Legong Kreasi Mahisamanggala.