Kota Langsa terkenal dengan terasi udang. Terasi Langsa memiliki kemurnian bahan baku hanya menggunakan udang rebon yang sudah difermentasi dan mampu bertahan 1 sampai 2 bulan disimpan. Terasi udang di Langsa memiliki bentuk bulat dan ada juga yang berbentuk persegi panjang yang memiliki warna coklat kehitam-hitaman yang di olah secara tradisional. Sentra produksi terasi yaitu di Desa Lhok Banie merupakan penghasil terasi di Kecamatan Langsa Baro. Desa Lhok Banie memiliki 20 perajin terasi yang aktif hingga sekarang. Tujuan penelitian untuk menganalisis pendapatan dan kelayakan finansial pada usaha terasi di Desa Lhok Banie Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa. Penelitian ini menggunakan metode kasus (case study). Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh, populasi sebanyak 20 pengusaha terasi udang rebon semuanya dijadikan sebagai sampel penelitian. Analisis data meliputi analisis pendapatan dan kelayakan finansial usaha terasi udang rebon. Hasil penelitian; Rata-rata pendapatan bersih pada usaha terasi udang rebon rata-rata sebesar Rp. 19.932.013,75/Tahun. Hasil perhitungan investasi dimana nilai hasil perhitungan NVP = Rp.68.349.780. Karena nilai NPV lebih besar dari pada 0 maka dikatakan usaha terasi udang rebon tersebut layak untuk dilaksanakan. Untuk nilai hasil perhitungan IRR = 34,32% lebih besar dari tingkat bunga bank yang berlaku (D.F.= 12 %), karena nilai IRR lebih besar dari pada suku bunga bank maka dikatakan usaha terasi udang rebon tersebut layak untuk dilaksanakan. Untuk nilai hasil perhitungan Net B/C Ratio = 2,8. Karena nilai Net B/C Ration lebih besar dari pada 1 maka dikatakan usaha terasi udang rebon tersebut layak untuk dilaksanakan. Dari kemampuan pengembalian modal (PBP) diperoleh nilai PBP = 2,576 tahun. Karena nilai PBP lebih kecil dari pada umur ekonomis proyek (10 tahun) maka dikatakan usaha terasi udang rebon tersebut layak untuk dilaksanakan.