Mochamad Iqbal Nurmansyah
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Islan Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Tangerang Selatan 15419, Indonesia.

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Keyakinan Agama dan Hubungannya dengan Perilaku Merokok pada Pelajar Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah di Kota Depok Yuyun Umniyatun; Mochamad Iqbal Nurmansyah
Journal of Religion and Public Health Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Faculty of Health Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jrph.v1i1.14146

Abstract

Salah satu tantangan kesehatan masyarakat di Indonesia ialah perilaku merokok. Agama menjadi salah satu determinan sosial kesehatan tentunya memiliki pengaruh terhadap perilaku merokok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keyakinan atas nilai-nilai agama dan pengetahuan tentang fatwa merokok terhadap perilaku merokok pada pelajar Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang. Pengumpulan data dilakukan selama bulan Januari 2018 di 6 sekolah di Kota Depok. Consecutive sampling method digunakan dalam pemilihan sampel. Jumlah sampel yakni sebesar 587 pelajar. Self-administered kuesioner digunakan dalam pengumpulan data. Analisis bivariat dan multivariat dilakukan dalam penelitian ini. Jumlah perokok dalam penelitian ini sebesar 16,9% dengan mayoritas perokok berjenis kelamin laki-laki 35,2% dan berusia lebih dari 17 tahun 25,7%. Terdapat hubungan signifikan antara keyakinan dalam agama bahwa merokok merupakan tindakan merusak diri, tidak bermanfaat dan pemborosan teradap perilaku merokok (p-value: 0,000; 0,000; 0,000). Terdapat hubungan yang signifikan atas tanggapan terhadap Fatwa Merokok baik yang dikeluarkan oleh Muhammadiyah maupun MUI terhadap perilaku merokok. Pelajar yang tidak setuju dengan Fatwa Merokok Muhammadiyah berpeluang 2,22 kali lebih tinggi untuk menjadi perokok. Keterlibatan tokoh maupun organisasi sosial keagamaan dapat menjadi salah satu komponen untuk peningkatan efektifitas dalam upaya pengendalian tembakau.