Hati adalah struktur jiwa tertinggi dalam manusia, melampaui akal. Fungsi utamanya adalah mencari pengetahuan kebenaran yang jauh melebihi akal, yang terbatas pada penalaran rasional. Fungsi hati ini krusial dalam pencarian pengetahuan tertinggi, namun hati yang efektif adalah hati yang bersih. Hati memiliki ciri-ciri khusus, ada yang baik dan ada yang terpengaruh oleh penyakit hati. Untuk memelihara hati yang bersih, perlu usaha dan pendidikan yang berkelanjutan, mengingat hati manusia selalu berfluktuasi dan tidak konstan. Dalam konteks pentingnya hati dalam pendidikan dan pencarian pengetahuan tinggi, berdasarkan kebenaran, penulis akan mengeksplorasi hati dalam perspektif Al-Quran dan Hadis dalam makalah ini. Hati dimaknai dua arti, arti secara fisik dan arti dalam meta fisik. Hati yang dalam makna fisik adalah gumpalan hati yang berfungsimenjadi wadah darah yang mengalir ke dalam seluruuh tubuh manusia, atau diartikan juga dengan jantung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hati dalam makna yang sesungguhnya dikehendaki dalam Al-Qur’an adalah hati dalam makna meta fisik, merupakan bagian jiwa manusia yang sangat penting untuk mencari dan memperoleh ilmu pengetahuan yang sesunggunya, pengetahuan yang mengandung kebenaran. Definisi hati di sini adalah definisi yang sesungggunya. Kedudukan hati menurut para tokoh tasauf (sufi) sangat tinggi kedudukannya dalam struktur jiwa manusia. Hati lebih tinggi dari akal manusia. Ketika akal hanya dapat menemukan ilmu pengetahuan dalam ketinggian nalar akademik, maka hati lebih tinggi dari itu dapat mencapai tingkat pengetahuan kebenaran, dan hanya hati yang mampu mendapatkannya. Untuk memperoleh semua kebenaran itu, tidak semua hati mendapatkannya. Ada hati yang baik (selamat), dan ada hati yang tidak baik, atau hati yang rusak. Oleh karena itu, mengingat peran hati sangat penting bagi manusia, sebagai wadah untuk memperoleh penegtahuan kebenara, maka hati perlu diasah untuk tetap pada kualitas hati yang tenang, dalam mantap dalam keimanan