Tety Noverita Khairani
Institut Kesehatan Helvetia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penyuluhan Pembuatan Simplisia dari Beberapa Tanaman Obat Tradisional pada Masyarakat di Kecamatan Batang Kuis Khairani Fitri; Tety Noverita Khairani; Jacob Tarigan
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2021): Edisi Januari
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/.v2i1.5514

Abstract

Tanaman obat tradisional merupakan salah satu pengobatan alternatif yang telah lama dilakukan secara turun temurun. Keberhasilan pemanfaatan tanaman obat tradisional ini sangat dipengaruhi oleh pengetahuan masyarakat mengenai manfaat dari setiap jenis tanaman yang berkhasiat. Pemanfaatan tanaman obat tradisional tidak hanya sebagai bumbu masakan, tetapi jika ditekuni dengan sepenuh hati akan memberikan nilai kepuasan, bahkan sebagai penopang kehidupan. Banyak bagian dari tumbuhan bisa digunakan sebagai obat, diantaranya adalah bagian buah, batang, daun dan akar atau umbi. Pengetahuan masyarakat di desa Bakaran Batu Kecamatan Batang Kuis mengenai pemanfaatan obat tradisional untuk pengobatan bisa dikatakan baik, tetapi pengolahan dari bagian tanaman yang bisa dijadikan obat yang salah satunya dijadikan simplisia belumlah mereka ketahui. Simplisia adalah bahan alamiah yang dipakai sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga atau yang baru mengalami proses setengah jadi seperti pengeringan. Simplisia memiliki banyak keunggulan antara lain efek sampingnya relatif lebih kecil daripada obat-obatan kimia karena berasal dari alam, adanya komposisi yang saling mendukung untuk mencapai efektivitas pengobatan, dan lebih sesuai untuk penyakit metabolik dan degeneratif. Tujuan dari program pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberi penyuluhan kepada masyarakat di Desa Bakaran Batu Kecamatan Batang Kuis dengan memberikan contoh beberapa jenis tanaman yang bisa digunakan untuk. Selanjutnya bagian tanaman tersebut dijadikan simplisia untuk dijadikan obat. Metode yang digunakan yaitu pemberian penyuluhan berupa ceramah dengan media powerpoint dan pembagian leaflet. Kegiatan ini diharapkan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pembuatan simplisia dari tanaman obat untuk dapat digunakan dalam kebutuhan sehari-hari.
Penyuluhan Peningkatan Kesadaran Masyarakat terhadap Penyakit TB Paru di Kelurahan Sekip (Ditinjau dari Sisi Kondisi Fisik Rumah) Tety Noverita Khairani; Mandike Ginting; Evi Ekayanti Ginting
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2021): Edisi Januari
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/.v2i1.5516

Abstract

 Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Penyakit ini masih menjadi perhatian dunia dan hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas TB. Sejak tahun 1993, WHO menyatakan bahwa TB merupakan kedaruratan global bagi kemanusiaan. Walaupun strategi Directly Observed Treatment Short Course DOTS telah terbukti sangat efektif untuk pengendalian TB, tetapi beban penyakit TB di masyarakat masih sangat tinggi. Eliminasi TBC adalah tercapainya jumlah kasus TB Paru 1 per 1.000.000 penduduk, sementara tahun 2017 jumlah kasus TB Paru sebesar 245 per 1.000.000 atau 25,40 per 1 juta penduduk. Sumatera Utara pada tahun 2018 memiliki beban menemukan kasus TB Paru sebanyak 40.000 orang padahal yang di targetkan adalah 70.000 kasus. Di Medan, pada tahun 2019, kasus penemuan TB Paru berdasarkan Sistem Informasi Tuberkulosis Terpadu mencapai 6603 kasus. Beberapa aspek yang mempunyai potensi terhadap peningkatan kasus TB Paru adalah kondisi fisik rumah, dalam hal ini berkaitan dengan konstruksi bangunan secara umum yaitu permanen dan semi permanen. Namun yang menjadi permasalahan adalah yang menyangkut pencahayaan, kepadatan hunian, ventilasi dan suhu ruangan. Suhu ruangan rumah memiliki konstribusi terhadap penyebaran TB Paru. Kurangnya informasi tentang rumah sehat, tingkat pendidikan rendah dan pendapatan yang rendah merupakan faktor penyebab pengetahuan rendah.  Hal ini berkorelasi terhadap tindakan mereka dalam pengelolaan rumah sehat, sehingga tindakan masyarakat cenderung mengabaikannya. Tujuan dari Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilakukan adalah agar masyarakat dapat meningkatkan kesadarannya terhadap penyakit TB Paru (ditinjau dari kondisi fisik rumah).