Kamsina, Kamsina
Balai Riset dan Standardisasi Industri Padang

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengaruh Penambahan Gula dan Karagenan Terhadap Mutu Jelly Mentimun Kamsina, Kamsina; Anova, Inda Three
Jurnal Litbang Industri Vol 3, No 1 (2013)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (718.829 KB) | DOI: 10.24960/jli.v3i1.620.49-57

Abstract

Jelly is a semi-solid form of snacks made from fruit juice which is cooked with sugar. Vegetables and fruits Jelly are a drink that is made from natural ingredients such as cucumber jelly maker given additional flour as a thickener, cane sugar as a sweetener, salt and citric acid. Cucumber jelly contains elements of nutritional and functional, efficacious for preventing high blood pressure, digestive cleanse, rejuvenate the skin and others. The purpose of this study to provide an alternative of cucumber processing became cucumber jelly and to increase the added value and shelf life of cucumbers processed products. Research design used a completely randomized design (CRD) in factorial used to see the effect of adding sugar 40%, and 30% as well as the addition of carrageenan treatment variations 1% and 0.75%. The results showed that the addition of sugar 30% and 1% carrageenan gave jelly yield of cucumber preferred organoleptic taste, aroma, color and texture was favored on the organoleptic, whereas treatment of sugar concentration 40% and 1% carrageenan gave the highest results for sugar 22.99%, 44.99% moisture content, ash content 0.99%. All treatments showed no contamination of Cu, Sn, As and Pb, for microbial contamination such as Fungus / Yeast and Total Plate Count undetectable (<10 colonies / g) as well as Coliform bacteria <2 APM / g as well as shelflife for 3 months at storage temperature conditions 5 - 10 degC.ABSTRAKJelly adalah sejenis makanan ringan berbentuk semi padat yang terbuat dari sari buah-buahan yang dimasak dengan gula. Jelly sayuran adalah minuman  yang dibuat dari bahan-bahan alami seperti mentimun yang diberi tambahan tepung pembuat jelly sebagai pengental, gula tebu  sebagai pemanis, garam dan asam sitrat. Jelly mentimun mengandung unsur nutrisi dan bersifat fungsional, berkhasiat untuk mencegah darah tinggi, membersihkan pencernaan, meremajakan kulit dan lain-lain. Penelitiani ini bertujuan untuk memberikan alternatif pengolahan mentimun menjadi jelly mentimun dan dapat meningkatkan nilai tambah serta  daya simpan dari produk olahan mentimun Rancangan penelitian menggunakan Rancangan acak lengkap (RAL)  secara faktorial digunakan untuk melihat pengaruh penambahan gula 40%, dan 30% serta variasi perlakuan penambahan karagenan 1% dan 0,75%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penambahan gula 30% dan karagenan 1% memberikan hasil jelly mentimun yang lebih disukai dari uji organoleptik rasa, aroma, warna dan cukup disukai dari organoleptik tekstur, sedangkan perlakuan kosentrasi gula 40% dan karagenan 1% memberikan hasil yang tertinggi untuk kadar gula 22,99%, kadar air 44,99%, kadar abu 0,99%. Semua perlakuan menunjukkan tidak adanya cemaran logam Cu, Sn, As dan Pb, untuk cemaran mikroba seperti Kapang/Khamir dan Angka Lempeng Total tidak terdeteksi (<10 koloni/g) serta bakteri Koliform <2 APM/g serta memiliki ketahanan simpan selama 3 bulan penyimpanan pada kondisi suhu 5 - 100C.
Pengaruh Konsentrasi Sari Buah dan Jenis Gula Terhadap Mutu Minuman Fungsional dari Bengkuang (Pachyrhizus erosus) Kamsina, Kamsina
Jurnal Litbang Industri Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1061.34 KB) | DOI: 10.24960/jli.v4i1.642.19-27

Abstract

Juice of bengkuang is a kind of beverage obtained from the edible part of a fruit through a process of washing, crushing and purification (if required), with or without pasteurization and packaged to be consumed immediately. Bengkuang juice is a functional beverage because besides the taste is fresh, it also gives a positive effect on health, such as drug fever, diabetes mellitus, and cholesterol. Purpose of the study to provide an alternative of bengkuang processing became a functional beverages and to increase the added value of bengkuang. The research design used a completely randomized design (CRD) in factorial to see effect of the percentage of bengkuang juice (A) consisted of 100% juice (A1), 66% juice (A2), 33% juice (A3) and sugars (B) consisted of granulated sugar (B1), cubes sugar (B2), Tropicana sugar (B3). The results showed that the treatment of bengkuang juice concentration and addition of cubes sugar 150 g/l (A1B2) gave the best results based of inulin, total phenols, and vitamin C. For all treatments, microbial contamination of either Total Plate Count and molds/yeasts were < 10 colonies/g (0), Salmonella and coliform bacteria were negative (< 3 APM/g), while the metal contaminant Pb<0.0377 ppm and Cu<0.0153 ppm were below the limit of detection (LOD) moreover had storage resistance for 3 months of storage at a temperature condition 5-100C.ABSTRAKSari buah bengkuang adalah sejenis minuman yang diperoleh dari bagian buah yang dapat dimakan melalui proses pencucian, penghancuran, dan penjernihan (jika dibutuhkan), dengan atau tanpa pasteurisasi dan dikemas untuk dapat dikonsumsi langsung. Sari buah bengkuang merupakan minuman fungsional karena selain rasanya yang menyegarkan, juga memberikan efek yang positif terhadap kesehatan, diantaranya sebagai obat demam, diabetes melitus dan kolesterol. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif pengolahan bengkuang menjadi minuman fungsional yang dapat meningkatkan nilai tambah dari produk olahan bengkuang. Rancangan penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) secara faktorial untuk melihat pengaruh persentase sari buah bengkuang (A) terdiri dari sari buah 100% (A1), sari buah 66% (A2), sari buah 33% (A3), dan jenis gula (B) terdiri dari gula pasir (B1), gula batu (B2), gula Tropicana (B3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi sari buah bengkuang dan penambahan gula batu 150 g/l (A1B2) memberikan hasil terbaik terhadap kadar inulin, total fenol, dan vitamin C. Untuk semua perlakuan, cemaran mikroba Angka Lempeng Total dan kapang/khamir yaitu <10 koloni/g (0), Salmonella maupun bakteri koliform negative (<3 APM/g), sedangkan cemaran logam Pb<0,0377 ppm dan Cu<0,0153 ppm lebih kecil dari limit of detection (LOD) serta memiliki ketahanan simpan selama 3 bulan penyimpanan pada kondisi suhu 5-10oC.
Pengaruh Jenis Tepung dan Pengolahan Ikan Terhadap Mutu Tepung Sala Lauk Kamsina, Kamsina; Anova, Inda Three
Jurnal Litbang Industri Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.256 KB) | DOI: 10.24960/jli.v1i1.592.30-38

Abstract

Sala lauk is a specific food of Pariaman City of West Sumatera which is made from rice flour, fish, chilli and other spices, then mixed together, cooked with low heat until smooth. The dough was formed into small balls and then fried. It is now available sala lauk flour mixed with spices, but chilli and fish are not included in the mixture and the flour still has short shelf life. The research was conducted to enrich the nutrients in the sala lauk by adding fish as a protein source. Completely randomized design (CRD) in factorial was used to see the effect of the use of flour, rice flour 100%, rice flour 95% and glutinous rice flour 5%, rice flour 95% and tapioca flour 5% and the variation of fish treatment that was directly dried, cooked in a pressure cooker and steamed. The result showed that sala lauk flour using rice flour 95% and glutinous rice flour 5% with directly dried fish gave preferred result in terms of organoleptic (taste, colour, flavour, and texture), with water content was 8.97%, acid degree was 0.35%, and protein content was 71.31%. Mold/yeast, salmonella and other bacteria were not found and the product had shelf life for 3 months.ABSTRAKSala lauk merupakan makanan khas Pariaman Sumatera Barat yang terbuat dari bahan baku tepung beras, ikan, cabe, dan bumbu lainnya dengan cara diadon, dimasak dengan api kecil sampai kalis. Adonan dibentuk menjadi bulat-bulat kecil dan kemudian digoreng. Saat ini sudah tersedia tepung sala lauk yang dicampur langsung dengan bumbubumbu, tetapi cabe dan ikan belum termasuk dalam campuran, dan tepung tersebut masih memiliki daya tahan simpan yang masih rendah. Penelitian dilakukan untuk memperkaya nutrisi dalam sala lauk dengan menambahkan sumber protein yaitu ikan. Rancangan acak lengkap (RAL) secara faktorial digunakan untuk melihat pengaruh tiga perlakuan pemakaian tepung yaitu tepung beras 100%, tepung beras 95% dan tepung beras ketan 5%, tepung beras 95% dan tepung tapioka 5% dan variasi pengolahan ikan yaitu langsung dikeringkan, dipresto serta dikukus. Hasil penelitian menunjukkan, tepung sala lauk yang menggunakan komposisi tepung beras 95% dan tepung beras ketan 5% dengan variasi pengolahan ikan yang langsung dikeringkan memberikan hasil yang lebih disukai dari segi organoleptik (rasa, warna, aroma dan tekstur), dengan kadar air 8,97%, kadar abu 0,44%, derajat asam 0,35% dan kadar protein 71,20%. Kapang/khamir, Salmonella dan bakteri lainnya tidak ditemukan, dan memiliki ketahanan simpan selama 3 bulan.
Pengaruh Substitusi Tepung Tapioka dengan Beberapa Jenis Tepung Terhadap Mutu Makanan Mpek-Mpek Palembang Anova, Inda Three; Kamsina, Kamsina
Jurnal Litbang Industri Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (970.364 KB) | DOI: 10.24960/jli.v2i1.597.27-33

Abstract

Mpek-mpek is a kind of food which is made of flour batter and fish meat. The presentation of mpek-mpek is mixed with a sauce or vinegar sauce. Nutrition of mpek-mpek are rich of protein, carbohydrates and fiber and has a high taste. The mpek-mpek obtained further was tested the water content, protein content, fat, ash, and the preferences panel of the color, aroma, flavor and texture. The results showed that the product mpek-mpek on the use of a variation of tapioca flour 90% and wheat flour 10% was preferred of organoleptic color, flavor, aroma and texture with 59.27% water content, 14.74% protein, 11.89% fat, and 0.65% ash and still fulfilled the standard according to SNI 01-3819-1995 for a kind of food fish meatballs.ABSTRAKMpek-mpek adalah sejenis makanan ringan yang terbuat dari adonan tepung dan daging ikan. Penyajiannya dicampur dengan saus atau lazimnya disebut kuah cuka. Secara nutrisi mpek-mpek sangat kaya protein, cukup karbohidrat dan serat serta punya cita rasa yang tinggi. Mpek-mpek yang didapatkan selanjutnya diuji kadar air, kadar protein, lemak, abu dan tingkat kesukaan panelis terhadap warna, aroma, rasa dan tekstur. Penelitian yang telah dilakukan meliputi substitusi pemakaian tepung tapioka dengan tepung terigu, tepung maizena, dan tepung beras. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk mpek-mpek pada variasi pemakaian tapioka 90% dan terigu 10% disukai dari organoleptik warna, rasa, aroma dan tekstur dengan kadar air 59,27%, protein 14,74%, lemak 11,89%, dan abu 0,65 % serta memenuhi standar untuk makanan sejenis bakso Ikan sesuai SNI 01-3819-1995.
Efek Perbedaan Jenis Alpukat dan Gula Terhadap Mutu Selai Buah Anova, Inda Three; Kamsina, Kamsina
Jurnal Litbang Industri Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1820.54 KB) | DOI: 10.24960/jli.v3i2.628.91-99

Abstract

Avocado is a very popular fruit because it contains a lot of vitamins and minerals. It is more consumed in the form of fresh or juice at this time and is rarely treated into processed products. Avocado is easily decay in storage so that is necessary to be processed in order to keep the availability, for example by processing into jam. The making of jam generally use granulated sugar, however it can also use palm sugar. Palm sugar has a specific taste and flavor that can reduce the bitter taste of avocado. The study was conducted with a variety of treatments that used round green avocado (Porsea americana Mill) and long green avocado (Porsea gratissima Gaertn) with type of sugar, the granulated sugar and brown palm sugar. The resulted of jam then analyzed the moisture content, sugar content, soluble solids, ash content, fat content and level of panelists preference for color, aroma, flavor and microbiological testing. The results showed that the jam products that was made of round green avocado (Porsea americana Mill) with the use of palm sugar was preferably for organoleptic of color, flavor, and aroma, with 31,18% water content, 50.19% sugar content, 68,82% dissolved solids, 0.63% ash content, 8.48% fat content, microbe contamination of total plate count < 10 col/g, coliform bacteria < 3 MPN /g, mold yeast < 10 col/g, and meet the Indonesian National Standard for fruit jam, SNI 3746:2008.ABSTRAKBuah alpukat merupakan buah yang sangat digemari karena banyak mengandung vitamin dan mineral. Selama ini buah alpukat lebih banyak dikonsumsi dalam bentuk segar atau jus dan jarang diolah menjadi produk olahan. Buah alpukat mudah sekali mengalami kerusakan dalam penyimpanannya sehingga perlu dilakukan pengolahan agar ketersediaanya tetap terjaga, misalnya dengan mengolah menjadi selai. Pembuatan selai umumnya menggunakan gula pasir, namun dapat juga mengunakan gula aren. Gula aren memiliki rasa aroma yang khas sehingga dapat mengurangi rasa pahit dari alpukat. Penelitian dilakukan dengan variasi perlakuan pemakaian jenis buah alpukat yaitu alpukat hijau bulat (Porsea americana Mill) dan alpukat hijau panjang (Porsea gratissima Gaertn) dengan jenis gula, yaitu gula pasir dan gula aren. Selai yang didapatkan selanjutnya diuji kadar air, kadar gula, padatan terlarut, kadar abu, kadar lemak dan tingkat kesukaan panelis terhadap warna, aroma, rasa dan uji mikrobiologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk selai dengan jenis alpukat hijau bulat (Porsea americana Mill) dan pemakaian gula aren disukai dari organoleptik warna, rasa, dan aroma,  dengan kadar air 31,18%, kadar gula 50,19%, padatan terlarut 68,82%, kadar abu 0,63%, kadar lemak 8,48%, cemaran mikoba ALT < 10 kol/g, bakteri coliform < 3 APM/g, kapang khamir < 10 kol/g, dan memenuhi Standar Nasional Indonesia untuk selai buah, SNI 3746:2008.
Pengaruh Perbandingan Sari Buah dan Gula Terhadap Mutu Minuman Fungsional Labu Kuning Anova, Inda Three; Firdausni, Firdausni; Kamsina, Kamsina
Jurnal Litbang Industri Vol 5, No 2 (2015)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.156 KB) | DOI: 10.24960/jli.v5i2.666.113-122

Abstract

Functional beverage is a kind of beverage obtained from the edible part of fruit through process of washing, crushing, and purifying (if required), pasteurizing, fermenting, and packaging to be consumed immediately. Functional drinks of pumpkin can be used as a satisfying taste and have special function to increase the certain vitamins and minerals intake, inceasing stamina, and reducing the risk of certain diseases (such as antioxidants to reduce the risk of cancer). The purpose of this study was to determine the optimum concentration of pumpkin juice and sugar concentration in making functional drinks of pumpkin. The results showed that the treatment variation of pumpkin juice and water ratio 1:1 and the addition of sugar 20% (A1B3) provided the best results for pH, sugar content, total acid, total dissolved solid, metal contamination, and the amount of lactic acid bacteria. For all treatments, the results of microbial contamination were good, both coliforms <2 APM/100 ml (negative) and salmonella (negative), and had storage resistance at a temperature of 4oC (refrigerator) for three (3) weeks.ABSTRAKMinuman fungsional dihasilkan dari pengolahan buah untuk dikonsumsi secara langsung. Minuman ini diperoleh melalui  proses pencucian, penghancuran, penjernihan (jika dibutuhkan), pasteurisasi, fermentasi, dan pengemasan. Minuman fungsional labu kuning bisa digunakan sebagai pemuas rasa dan berfungsi khusus untuk menambah asupan vitamin dan mineral tertentu, meningkatkan stamina tubuh, dan mengurangi resiko penyakit tertentu (seperti antioksidan untuk mengurangi resiko kanker). Tujuan penelitian ini adalah menentukan konsentrasi juice labu kuning dan konsentrasi gula yang optimal dalam pembuatan minuman fungsional labu kuning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan rasio sari labu kuning dengan air 1:1 dan penambahan gula pasir 20%  (A1B3)  memberikan hasil terbaik terhadap nilai pH, kadar gula, total asam,   total padatan terlarut, cemaran logam dan  jumlah bakteri asam laktat. Untuk semua perlakuan, cemaran mikroba hasilnya bagus, baik bakteri koliform <2 APM/100 ml (negatif) maupun salmonella (negatif) serta memiliki ketahanan simpan pada suhu 40C (refrigerator) selama 3 (tiga) minggu.