This Author published in this journals
All Journal Tesa Arsitektur
Moch. Prasetiyo Effendi Yasin
Institut Teknologi Bandung

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN PASAR 16 ILIR SEBAGAI DESTINASI WISATA KOTA DI TEPI SUNGAI MUSI PALEMBANG (The Development Concept of the Pasar 16 Ilir Area as an Urban Tourism Destination at the Musi Riverside Palembang) Dini Agumsari; Moch. Prasetiyo Effendi Yasin; Agus Suharjono Ekomadyo
Tesa Arsitektur Vol 22, No 1: Juni 2024
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v22i1.11994

Abstract

Kawasan Pasar 16 Ilir merupakan pusat perdagangan tertua di tepi Sungai Musi. Seiring perkembangan zaman, pembangunan infrastruktur yang masif menyebabkan citra kawasan yang dahulu aktivitasnya berbasis air perlahan bergeser ke darat. Aktivitas yang terpusat pada area tertentu, serta kurang aktifnya jalur perdagangan sungai saat ini, menimbulkan penurunan fungsi serta lemahnya citra sebagai kawasan berorientasi sungai dengan budaya ripariannya. Studi ini bertujuan untuk merumuskan konsep pengembangan kawasan Pasar 16 Ilir sebagai destinasi wisata kota. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teori elemen pembentuk citra kota oleh Kevin Lynch. Hasil menunjukkan bahwa konektivitas elemen jalur (path) pada kawasan belum mengarahkan manusia untuk dapat berinteraksi dengan sungai, sehingga diusulkan konsep pengembangan jalur terkoneksi ke tepian sungai. Tepi (edge) kawasan belum secara keseluruhan dapat terakses yang mengakibatkan batas ini terabaikan, dengan demikan konsep harus dapat mempertegas karakter elemen alam dan buatan manusia untuk dapat merespons karakter riparian. Konsep Distrik (district) yang merespons persoalan karakter kawasan yang belum kuat, yakni dengan mendialogkan fungsi masa lampau dengan masa kini. Simpul (node) pada kawasan berusaha menjawab persoalan kurangnya ruang berkumpul, yakni lewat penciptaan ruang aktivitas publik di sepanjang tepian sungai. Tengaran (landmark) belum terepresentasi dengan baik pada kawasan, sehingga dibutuhkan titik orientasi visual pada setiap zona. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk model pengembangan kawasan perdagangan tepi sungai guna memperkuat karakter dan menceritakan kembali keunikan kawasan.