Abstrak: Perencanaan kolaboratif dianggap dapat memecahkan permasalahan yang melibatkan banyak pemangku kepentingan pada masyarakat yang semakin terfragmentasi dan semakin kompleks. Namun, perencanaan kolaboratif memiliki kelemahan karena hanya dapat dilakukan dalam kondisi partisipasi masyarakat yang baik. Makalah ini mengkaji peran kepemimpinan dalam proses kolaboratif pada masyarakat yang bersifat nonkolaboratif. Hasil analisis menemukan bahwa perencanaan kolaboratif merupakan pendekatan yang ideal, tetapi sulit untuk diimplementasikan. Pada studi kasus relokasi PKL di Kota Surakarta, peran kepemimpinan penting pada masyarakat non-kolaboratif, dari awal sampai akhir proses relokasi, sehingga mampu membawa mereka menuju proses perencanaan kolaboratif.Kata kunci: Kepemimpinan, perencanaan kolaboratif, partisipasi masyarakatAbstract: Collaborative planning is considered to be able to solve problems involving many stakeholders in increasingly fragmented and complex society. However, ollaborative planning can only be done in a good condition of participation. This paper assesses roles of leadership in collaborative process in non collaborative society. The results of the analysis found that collaborative planning is an ideal approach, but difficult to implement. The case study of street vendors relocation in Surakarta shows an important leadership role in a noncollaborative society, from the beginning to the end of the relocation process, leading towards collaborative planning process.Keywords: Leadership, collaborative planning, community participation