Mustika Mustika
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Naluri Kematian Tokoh Utama Dalam Cerpen "Sedap Malam Yang Cemburu" CEMBURU” KARYA D. PURNAMA Mustika Mustika; Rasiah Rasiah; Boy Candra Ferniawan
Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan Vol. 12 No. 2 (2021): April
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/diglossia.v12i2.1961

Abstract

Keganjilan psikologis tokoh dalam cerpen menjadi keunikan cerita. Tokoh utama lelaki dalam cerpen memiliki kepribadian feminin (yang bernama Sedap Malam) dan maskulin. Sedap Malam pada akhirnya memotong alat kelamin si lelaki. Hal ini disebut sebagai naluri kematian dalam konsep psikoanalisis Sigmund Freud. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk menganalisis cerpen “Sedap Malam yang Cemburu” karya D. Purnama dengan tinjauan psikoanalisis Sigmund Freud untuk memahami bagaimana dinamika kepribadian atau kondisi tokoh yang mendorongnya untuk mengakhiri hidupnya dan bagaimana naluri kematiannya bekerja. Berdasarkan hasil penelitian, si lelaki adalah tokoh biseksual yang sebelumnya merasa nyaman dengan kepribadian feminin dan maskulin dalam dirinya. Sedap Malam adalah metonimi dari kepribadian feminin si lelaki yang dalam perkembangannya ingin agar si lelaki benar-benar bisa konsisten hanya dengan satu kepribadian, yaitu feminin. Di sisi lain, hasrat dari kepribadian maskulinnya juga tetap tergoda untuk bercinta dengan tubuh perempuan. Hal ini pun sejalan dengan sikapnya yang ingin memenuhi norma masyarakat yang cenderung menolak biseksual. Namun kepribadian feminin dalam dirinya juga begitu kuat, sehingga ada rasa dilema dalam dirinya untuk memilih antara kepribadian feminin atau maskulin. Hal ini membuatnya cemas dan begitu depresi. maka rasa depresi yang dialaminya mendorongnya untuk memenuhi naluri kematiannya atau melakukan pengrusakan terhadap dirinya sendiri. Naluri kematiannya dipicu oleh perasaan untuk membebaskan diri dari perasaan depresi yang dalam. Upaya memenuhi naluri kematiannya dianggap sebagai jalan untuk memutuskan segala kebimbangannya.Kata Kunci: Naluri Kematian, Cerpen, Psikoanalisis Freud
DISKRIMINASI TERHADAP PEREMPUAN DALAM NOVEL PENGANTIN PESANAN KARYA MYA YE: TINJAUAN FEMINISME SOSIALIS Nada Octavia; Faika Burhan; Mustika Mustika
Cakrawala Listra: Jurnal Kajian Sastra, Bahasa, dan Budaya Indonesia Vol. 4 No. 1 (2021): Volume 4, Nomor 1, Juni 2021
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/cakrawalalistra.v4i1.1402

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena sosial yang benar-benar terjadi di tengah-tengah masyarakat penganut sistem patriarki dan eksploitasi kapitalisme terhadap kehidupan kaum perempuan Singkawang (keturunan Tionghoa) yang mengalami diskriminasi atas jenis kelaminnya, yang mana oleh seorang Mya Ye diangkat menjadi sebuah karya sastra novel dengan judul Pengantin Pesanan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan diskriminasi terhadap perempuan dalam novel Pengantin Pesanan karya Mya Ye. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, tinjauan Feminisme Sosialis, yang dikembangkan oleh Iris Young. Data dalam penelitian ini berupa kata, kalimat, dan paragraf yang berkaitan dengan diskriminasi terhadap perempuan dalam novel Pengantin Pesanan karya Mya Ye. Hasil penelitian ini menunjukkan diskriminasi terhadap perempuan terjadi karena sistem patriarki, sistem kapitalisme, dan sistem patriarki-kapitalisme di ranah domestik dan publik. Di ranah domestik terbagi atas diskriminasi terhadap Sinta sebagai anak, istri, dan menantu, Angelina, dan Xin Ru sebagai anak yang menunjukkan perempuan mengalami diskriminasi dan opresi karena sistem patriarki yang memandang rendah jenis kelamin perempuan. Sinta mengalami diskriminasi dalam bentuk tekanan, diperlakukan berbeda, batasan ruang gerak, subordinasi, kekerasan fisik dan psikis, serta stereotip. Sedangkan Angelina dan Xin Ru mengalami diskriminasi dalam bentuk penolakan dari ayah kandung mereka atas kekecewaannya karena anaknya lahir dengan jenis kelamin perempuan. Sinta, Angelina, dan Xin Ru didiskriminasi karena terlahir sebagai jenis kelamin perempuan di dalam keluarga yang berideologikan sistem patriarkal. Di ranah publik terdapat diskriminasi terhadap Sinta karena sistem kapitalisme sekaligus sistem patriarki-kapitalisme yang membuat Sinta harus menanggung beban kerja ganda dan mendapatkan upah yang rendah atas pekerjaannya yang berat dan melelahkan. Kata Kunci: Diskriminasi terhadap Perempuan, Novel Pengantin Pesanan, Patriarki-Kapitalisme, Feminisme Sosialis.