Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Kebermaknaan Hidup Perempuan Bali Sebagai Calon Sentana Rajeg I Made Krisna Devangga; Ni Nyoman Ari Indra Dewi; Wiriana
JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI) Vol. 3 No. 1 (2024): JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI)
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/js.v3i1.2955

Abstract

Di dalam kebudayaan Bali menganut ideologi patrilineal atau patriarki yang dimaknai sebagai suatu konsep bahwa status dan kedudukan kaum laki-laki lebih tinggi di bandingkan dengan kaum perempuan di dalam semua dimensi begitu juga dalam sistem pewarisan dalam sebuah keluarga, hanya pada anak laki-laki lah yang memiliki hak untuk menjadi ahli waris terhadap semua kekayaan yang dimiliki oleh keluarga, termasuk kewenangan untuk meneruskan garis keturunan. Namun dengan adanya program pemerintah yakni KB atau keluarga berencana guna membatasi jumlah keturunan keturunan di Bali, akibatnya sebagian besar keluarga di Bali cenderung membatasi jumlah keturunannya, terutama setelah memiliki satu atau dua anak laki-laki, karena dianggap sudah cukup. Kondisi ini lah yang menyebabkan kesulitan bagi perempuan Bali sebagai Sentana rajeg untuk bisa mendapatkan pasangan yang bersedia untuk nyentana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Kebermaknaan hidup perempuan Bali sebagai Sentana Rajeg yang akan menjalani perkawinan nyentana. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan menggunakan subjek sebanyak 3 orang perempuan Bali sebagai sentana rajeg dengan teknik pengambilan data wawancara, observasi, dan dokumentasi selanjutnya melakukan analisis data menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan atau verifikasi. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa dari ketiga subjek dapat dikatakan memiliki makna hidupnya namun masih terdapat beberapa aspek yang belum terpenuhi setelah menyadari dirinya sebagai Sentana Rajeg yang mengharuskan untuk bisa mendapatkan sentana yakni aspek kebebasan berkendak dan hasrat hidup bermakna.