Integrasi teknologi Artificial Intelligence (AI) ke berbagai sektor telah menjadi ciri kemajuan modern.Penelitian ini menggali implikasi signifikan teknologi AI terhadap karya pastoral Gereja Katolik di daerah terpencil, serta mengungkap tantangan dan peluang yang muncul. Daerah terpencil sering kalimemaparkan tantangan unik, termasuk terbatasnya akses terhadap sumber daya, hambatan komunikasi, dan isolasi geografis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan. Literatur yang relevan dipilih untuk melihat pola dan data yang relevan untuk menunjang tema yang dipilih. Hasil penelitian menunjukan bahwa AI memang menawarkan kemudahan diantaranya adalah menjembatani jarak dan memfasilitasi interaksi real time antara pastor dan umatnya. AI juga dapat menjadi ‘rumah’ sementara bagi pelayanan keagaman, sesi konseling, dan program pendidikan jarak jauh yang dapat mendorong pertumbuhan spiritual di wilayah yang terisolasi. Sayangnya, kemudahan teknologi bukan tanpa tantangan. Ditemukan beberapa tantangan yang tidak dapat dielakan dalam implementasi teknologi AI dalam pelayanan pastoral Gereja yang sakral dan tradisional. Resiko teknologi mampu mengasingkan umat dari kehangatan interaksi tatap muka dapat berdampak pas kualitas pelayanan. Selain itu, pertimbangan etis dan keamanan privasi data muncul seiring dengan semakin terbukanya teknologi AI. Pertimbangan budaya dan kontekstual menjadi catatan yang perlu diperhatikan untuk menjaga relevansi dan mutu pelayanan pastoral. Transformasi pelayanan pasoral menggunakan kecerdasan buatan memerlukan navigasi yang cermat, adaptasi yang bijaksana dan kecakapan dalam mengoperasikan teknologi yang mumpuni.