Primiaty Natalia Sabu Kopong
Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Potensi dan Tantangan Tekhnologi AI Dalam Karya Pastoral Gereja Katolik di Daerah Terpencil Primiaty Natalia Sabu Kopong
Atma Reksa Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 8 No 2 (2024): Atma Reksa: Jurnal Pastoral dan Kateketik
Publisher : SEKOLAH TINGGI PASTORAL ATMA REKSA ENDE Jl. Gatot Subroto, Km. 3, ENDE - FLORES - NTT 86317 Telp. (0381) 2500127

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/arjpk.v8i2.25

Abstract

Integrasi teknologi Artificial Intelligence (AI) ke berbagai sektor telah menjadi ciri kemajuan modern.Penelitian ini menggali implikasi signifikan teknologi AI terhadap karya pastoral Gereja Katolik di daerah terpencil, serta mengungkap tantangan dan peluang yang muncul. Daerah terpencil sering kalimemaparkan tantangan unik, termasuk terbatasnya akses terhadap sumber daya, hambatan komunikasi, dan isolasi geografis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan. Literatur yang relevan dipilih untuk melihat pola dan data yang relevan untuk menunjang tema yang dipilih. Hasil penelitian menunjukan bahwa AI memang menawarkan kemudahan diantaranya adalah menjembatani jarak dan memfasilitasi interaksi real time antara pastor dan umatnya. AI juga dapat menjadi ‘rumah’ sementara bagi pelayanan keagaman, sesi konseling, dan program pendidikan jarak jauh yang dapat mendorong pertumbuhan spiritual di wilayah yang terisolasi. Sayangnya, kemudahan teknologi bukan tanpa tantangan. Ditemukan beberapa tantangan yang tidak dapat dielakan dalam implementasi teknologi AI dalam pelayanan pastoral Gereja yang sakral dan tradisional. Resiko teknologi mampu mengasingkan umat dari kehangatan interaksi tatap muka dapat berdampak pas kualitas pelayanan. Selain itu, pertimbangan etis dan keamanan privasi data muncul seiring dengan semakin terbukanya teknologi AI. Pertimbangan budaya dan kontekstual menjadi catatan yang perlu diperhatikan untuk menjaga relevansi dan mutu pelayanan pastoral. Transformasi pelayanan pasoral menggunakan kecerdasan buatan memerlukan navigasi yang cermat, adaptasi yang bijaksana dan kecakapan dalam mengoperasikan teknologi yang mumpuni.