Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas unggulan yang menjadi penyumbang devisa negara terbesar melalui hasil minyak sawit dan minyak inti sawit. Salah satu usaha yang dilakukan agar penyerapan udara dan unsur hara berlangsung optimal pada masa pembibitan adalah dengan mengaplikasikan Trichoderma. Trichoderma memiliki kemampuan menghasilkan metabolit anti mikroba, mikoparasit, kemampuan bersaing secara spasial dengan jamur patogen. Sifat antagonis Trichoderma dimanfaatkan sebagai alternatif dalam pengendalian patogen yang bersifat ramah lingkungan. Unsur hara N, P, dan K merupakan unsur yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis sebagai penyusun senyawa dalam tanaman yang akan diubah untuk membentuk organ tanaman seperti daun, batang, dan akar. Ketersediaan unsur hara n, p, dan k bagi tanaman dapat meningkatkan jumlah klorofil, peningkatan klorofil akan meningkatkan aktivitas fotosintesis yang menghasilkan asimilat lebih banyak yang mendukung berat kering tanaman. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama Jamur Trichoderma terdiri dari 2 taraf perlakuan yaitu : J1 = Trichoderma 10 gr/tanaman, J2 = Trichoderma 15 gr/tanaman. Faktor kedua pupuk NPK terdiri dari 3 taraf perlakuan yaitu : P0 = 0 Kontrol (tanpa perlakuan) P1 = 8 gram, P2 = 10 gram. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan luas daun. NPK berpengaruh nyata pada jumlah daun dan luas daun, perlakuan terbaik P2. Trichoderma berpengaruh nyata pada jumlah daun, diameter batang dan luas daun, perlakuan terbaik J2. Interaksi dari trichoderma dan NPK berpengaruh nyata pada luas daun, perlakuan terbaik J2P2.