Pengendalian Tuberkulosis menggunakan kerangka people-centred planning framework melalui diagnosis secara tepat diantaranya pemeriksaan sputum. Penting untuk mendapatkan sputum yang benar, bukan ludah ataupun secret hidung sehingga dapat diketemukan Basil Tahan Asam yang positif. Untuk itu, dapat dilakukan batuk efektif sebagai metode batuk dengan benar, dimana dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik batuk efektif terhadap efektifitas pengeluaran sputum pada pasien TB Paru fase pengobatan intensif. Metode : Jenis penelitian ini quasi eksperiment dengan rancangan menggunakan pre dan post test non aquavalent control group. Populasi adalah pasien TB Paru fase pengobatan intensif di RSUD Taman Husada Bontang berjumlah 194 orang. Menurut rumus Slovin maka sampel berjumlah 67 orang. Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian meliputi lembar identitas responden, lembar observasi sputum dan standar operasional prosedur batuk efektif. Analisa data menggunakan wilcoxon test. Hasil : Karakteristik responden usia 56-65 tahun (23,9%), jenis kelamin perempuan (58,2%), pendidikan terakhir tamat SMA (41,8%) dan pekerjaan karyawan swasta (35,8%). Pengeluaran sputum sebelum diberikan teknik batuk efektif kriteria tidak baik (95,5%) dan setelah diberikan teknik batuk efektif kriteria baik (49,3%). Ada pengaruh teknik batuk efektif terhadap efektifitas pengeluaran sputum pada pasien TB Paru fase pengobatan intensif (p value 0,000 < α : 0,05). Kesimpulan : Ada pengaruh teknik batuk efektif terhadap efektifitas pengeluaran sputum pada pasien TB Paru fase pengobatan intensif. Disarankan perawat dapat menerapkan teknik batuk efektif dalam pengeluaran sputum pada pasien TB Paru.