Dalam masyarakat Toraja, budaya patriarki masih sangat kuat terutama dalam pelaksanaan Rambu Solo’. Perempuan sering dianggap lebih lemah dibandingkan laki-laki, yang menyebabkan ketidakadilan relasi gender dalam ritual ini. Penelitian ini bertujuan 1. Untuk menganalisis mengenai masalah ketidakadilan relasi gender dalam ritual Rambu Solo’ di jemaat Bori dengan kajian Sosiologi Agama. 2.Untuk menganalisis tindakan sosial perempuan gereja terhadap ketidakadilan relasi gender dalam ritual Rambu Solo’ di jemaat Bori. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan paradigma transformatif dan pendekatan feminisme eksistensial. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari April sampai Juni dengan teknik pengumpulan data triangulasi. Hasil analisis data mengungkapkan bahwa 1. Ketidakadilan gender masih terlihat dalam ritual Rambu Solo’, yang disebabkan oleh kontruksi pemikiran masyarakat yang masih dipengaruhi oleh budaya patriarki. 2. Tindakan perempuan gereja dalam mengatasi ketidakadilan gender dalam ritual Rambu Solo’ dilakukan melalui pendidikan dan penyuluhan-penyuluhan kepada keluarga-keluarga melalui seminar atau program pembinaan yang diadakan oleh gereja. Kesimpulannya, ketidakadilan gender dalam ritual Rambu Solo’ disebabkan oleh pengaruh budaya patriarki dan konstruksi pemikiran yang masih dihidupi oleh masyarakat, di mana laki-laki dianggap lebih unggul daripada perempuan. Gereja memiliki peran penting dalam mengedukasi keluarga-keluarga tentang pentingnya kesetaraan gender. Kesetaraan gender dapat dicapai melalui pendidikan dan keterbukaan masyarakat terhadap perubahan.