Okra (Abelmoschus esculentus L.) jenis sayuran berkhasiat yang dikonsumsi buah (polong) mudanya. Penggunaan mulsa organik ataupun anorganik menjadi salah satu upaya meningkatkan budidaya okra hijau sekaligus memanfaatkan sampah pertanian. Penggunaan mulsa mampu menjaga kelembapan tanah sekitar pertanaman, mencegah tumbuhnya gulma dan menambah bahan organik pada mulsa berbahan organik seperti jerami padi dan sekam padi pada penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan mulsa dalam budidaya tanaman okra hijau. Metode penelitian yang digunakan eksperimental dengan rancangan lingkungan Rancangan Acak Kelompok Faktor Tunggal yang terdiri dari empat perlakuan dan enam ulangan. Empat perlakuan tersebut yaitu A (tanpa mulsa), B (mulsa plastik hitam perak), C (mulsa jerami padi), D (mulsa sekam padi). Rancangan respons penelitian ini antara lain: jumlah polong per tanaman, diameter polong per plot, panjang polong untuk konsumsi, bobot polong per plot, dan bobot per polong untuk konsumsi. Pengaruh perlakuan dianalisis dengan sidik ragam dan apabila pada uji taraf 5% terdapat hasil yang berpengaruh nyata, diuji lanjut dengan LSD (Least Significance Different). Perlakuan C (mulsa jerami padi) memberikan pertumbuhan dan hasil tertinggi 1,48 ton/ha tanaman okra hijau (Abelmoschus esculentus L.) varietas Naila IPB, berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Berikutnya, perlakuan D (mulsa sekam padi) memberikan hasil 1,15 ton/ha tidak berbeda nyata dengan perlakuan B (mulsa plastik hitam perak) 0,96 ton/ha tetapi berbeda nyata dengan perlakuan A (tanpa mulsa) yang memberikan hasil terendah 0,84 ton/ha.