Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR PEMICU BENCANA TANAH LONGSOR DI DESA KEUBON NILAM KECAMATAN TANGSE KABUPATEN PIDIE Maimunah Maimunah; Safiatuddin Safiatuddin
Tameh Vol. 7 No. 1 (2018): JURNAL TEKNIK SIPIL
Publisher : University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/7ce1cp76

Abstract

Bencana alam merupakan suatu peristiwa yang dapat terjadi dan menimbulkan kerugian bagi kehidupan masyarakat. Tanah longsor adalah salah satu bencana alam yang umumnya terjadi di wilayah pegunungan, terutama di musim hujan, pemicu gerakan tanah terjadi karena faktor endapan geologi dan sistem air tanah. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor pemicu bencana longsor dan mengetahui sifat fisis tanah, sifat mekanis tanah, jenis longsoran, nilai faktor aman dan kerentanan potensi bencana dengan pengaruh muka air tanah di Desa Keubon Nilam Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie. Variabel yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan curah hujan, kemiringan lereng, kondisi geologi, jenis tanah. Pengambilan sampel mengunakan peralatan hand bor di lapangan dan pengujian sampel tidak terganggu (undisturd) di laboratorium. Analisis stabilitas lereng dilakukan dengan menghitung angka keamanan (safety factor). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis longsor yang terjadi adalah longsoran topples, jenis tanah merupakan tanah lempung dan hasil pelapukan dari batu gamping, kadar air di titik BH-03 sebesar 13,25 %, BH-04 sebesar 31,66 %, sudut geser di BH-03 adalah 24,70, BH-04 sebesar 21,16, nilai kohesi di BH-03 adalah 0,22 kg/cm, BH-04 sebesar 0,32 kg/cm. Nilai faktor aman pada titik BH-03 sebesar 0,89 dan 0,78 pada titik BH-04 dengan kemiringan lereng 43 %. Dari tabel uji laboratorium dan nilai kuat geser maka titik BH-04 lebih rawan terjadi longsor dibandingkan dengan titik BH-03. Berdasarkan hasil faktor keamanan nilai FS = BH-03 adalah 0,89 dan BH-04 sebesar 0,78. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa lereng di Desa Keubon Nilam Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie tidak stabil dan terjadi gerakan tanah dengan nilai FS lebih kecil dari 1,5 karena gaya penahan jauh lebih kecil dibandingkan gaya pendorong.
PEMETAAN NILAI KONUS BERDASARKAN DATA CONE PENETRATION TEST MENGGUNAKAN PROGRAM ARCGIS VERSI 10.5 DI KECAMATAN SALANG, KABUPATEN SIMEULUE, PROVINSI ACEH Maimunah Maimunah; Sefri Burmansyah
Tameh Vol. 7 No. 2 (2018): JURNAL TEKNIK SIPIL
Publisher : University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/sjc2a161

Abstract

Kecamatan Salang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh. Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan pemetaan tingkat kedalaman tanahkeras adalah menggunakan uji Cone Penetration Test. Adapun permasalahan pada penilitian ini yaitu memetakan tingkat kedalaman tanah keras berdasarkan nilai konus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kedalaman tanah keras pada Kecamatan Salang yang kemudian dipetakan menggunakan program ArcGIS versi 10.5. Penelitian ini dilakukan dengan uji sondir di 2 (dua) lokasi sebanyak 4 (empat) titik sebagai data primer dan data uji sondir 3 (tiga) lokasi sebanyak 6 (enam) titik sebagai data sekunder. Data yang sudah terkumpul selanjutnya dihitung dan kemudian dipetakan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Kecamatan Salang terbagi kedalam 2 (dua) zona, yaitu zona pesisir pantai dan zona pegunungan. Pada zona pesisir pantai didapatkan tingkat kedalaman tanah keras terendah berada pada kedalaman 1,60 meter dengan nilai qc sebesar 110 kg/cm2 di Desa Tamon Jaya pada titik sondir nomor 1 (satu) dan kedalaman tanah keras tertinggi berada pada kedalaman 3,80 meter dengan nilai qc sebesar 115 kg/cm2 di Desa Lalla Bahagia pada titik sondir nomor 2 (dua) memenuhi syarat untuk pondasi dangkal dan mengandung tanah berjenis pasir. Pada zona pegunungan didapatkan tingkat kedalaman tanah keras terendah berada pada kedalaman 7,20 meter dengan nilai qc sebesar 112 kg/cm2 di Desa Padang Unoi pada titik sondir nomor 1 (satu) dan kedalaman tanah keras tertinggi berada pada kedalaman 8,60 meter dengan nilai qc sebesar 100 kg/cm2 di Desa Jaya Baru pada titik sondir nomor 2 (dua) memenuhi syarat untuk pondasi dalam dan mengandung tanah yang didominsai oleh tanah berjenis lempung. Hasil pemetaan tingkat kedalaman tanah keras ditandai dengan perbedaan warna. Warna hijau muda menunjukkan zona pesisir pantai dan warna hijau muda menunjukkan zona pegunungan.
PENERAPAN PONDASI BORED PILE GEDUNG BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL I ACEH Maimunah Maimunah; Hamzah Hamzah
Tameh Vol. 8 No. 1 (2019): JURNAL TEKNIK SIPIL
Publisher : University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/k0y2ez71

Abstract

Pondasi bored pile menjadi salah satu alternatif tipe pondasi yang digunakan dalam pelaksanaan konstruksi apabila tidak memungkinkan menggunakan tiang pancang. Pondasi bored pile berfungsi untuk menyalurkan beban struktur kelapisan tanah keras yang mempunyai kapasitas daya dukung tinggi pada suatu lapisan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan besarnya kapasitas dukung dan penurunan yang akan terjadi pada Gedung Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) I Aceh yang direncanakan menggunakan pondasi bored pile diameter 40 cm dengan kedalaman 30,5 m. Analisa daya dukung pondasi dilakukan dengan metode statis berdasarkan data standard penetration test (SPT), beban yang bekerja pada kelompok tiang dan data pendukung lain seperti gambar perencanaan dan data laporan struktur. Hasil analisa dan perhitungan daya dukung dengan menggunakan metode Meyerhof untuk tiang pondasi diameter 40 cm memiliki daya dukung ultimit sebesar 331,458 ton dan kapasitas izin tiang sebesar 165,729 ton. Berdasarkan efisiensi kelompok tiang yang dilakukan dalam penelitian, jumlah total kebutuhan tiang yang diperoleh sebanyak 30 tiang dengan konfigurasi tiang yang berbeda disetiap pile cap, hal ini disebabkan oleh variasi beban aksial dan lateral yang bekerja pada tiap kolom (joint). Hasil perhitungan kapasitas dukung pondasi diperoleh besarnya kapasitas dukung kelompok tiang melebihi beban – beban yang bekerja pada tiap kolom (joint), sehingga pondasi bored pile dinyatakan aman digunakan dan mampu mendukung beban struktur bangunan yang bekerja pada kelompok tiang. Penurunan yang terjadi pada kelompok tiang pada lapisan tanah non kohesif berdasarkan data SPT sebesar 1,410 mm, analisa penurunan yang terjadi memenuhi syarat penurunan izin toleransi untuk konstruksi dan struktur pondasi gedung BPJN I Aceh.
Analisis Perubahan Volume pada Timbunan Tanah Lempung Berdasarkan Nilai Batas Susut (SNI 3422:2008) Yus Yudhyantoro; Andri Prayoga; Maimunah Maimunah
Tameh Vol. 11 No. 2 (2022): Tameh: Journal of Civil Engineering
Publisher : University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/tameh.v11i2.236

Abstract

Sedimentation has continuously resulted in siltation of the port of Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo located in Kuta Alam District, Banda Aceh City. The dredged soil collected outside the port area visually indicates clay soil. In addition to the low bearing capacity and high plasticity, the effect of water on clay is high swelling and shrinkage. One of the prominent behaviors that cause major damage to structures built on clay is associated with volume decrease i.e., shrinkage in saturated compressible clay soil when water get evaporated. Shrinkage in clay will result in volume changes. The purpose of this research is to calculate the volume changes in mound of clay soil based on shrinkage limit values using SNI 3422:2008. The soil sample used is an undisturbed sample (UDS) originating from the dredging area of the port of PPS Lampulo. The test consists of water content, specific gravity, liquid limit, plastic limit, shrinkage limit and grain size distribution using the SNI method. Based on the results of the index properties test, according to AASHTO the soil sample belongs to group A-7-5 which means it is a clay soil with a GI value greater than 20, so it is considered poor as a subgrade soil. According to USCS, the soil belongs to the CH classification, which means clay soil with high plasticity, so it has a large potential for expansion and shrinkage. Based on SNI 3422:2008, the average shrinkage limit (SL) is 21.21%, the average shrinkage ratio (R) is 2.27% and the average linear shrinkage (LS) is 9.65%. With an average volume change (VC) value of 35.59%, the shrinkage volume of soil embankment of the dredging area of the port of PPS Lampulo is 32,438.85 m3 compared to its initial volume (91,145.97 m3). Therefore, the shrinkage limit is an important parameter for calculating the volume shrinkage in mound of soil due to the soil type is clay with high plasticity.