Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

SISTEM PERENCANAAN PENANGGULANGAN BANJIR DENGAN GEOTEXTILE BAG: (Studi Kasus : Desa Kedai Runding Kecamatan Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan) Yulia Yulia
Tameh Vol. 9 No. 1 (2020): JURNAL TEKNIK SIPIL
Publisher : University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/r712hd18

Abstract

Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air merendam daratan yang di akibatkan oleh volume air suatu badan air seperti sungai yang meluap sehingga air keluar dari batasan alaminya. Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan pada penelitian ini yaitu bagaimana alternatif sistem penanganan penanggulangan banjir menggunakan geobag pada Desa Kedai Runding. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui alternatif sistem penanganan penanggulangan banjir menggunakan geobag pada Desa Kedai Runding. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer berupa obervasi atau wawancara ke masyarakat untuk mengetahui tinggi banjir yang pernah terjadi pada Desa Kedai Runding dan data sekunder yaitu berupa data panjang tebing sungai dan elevasi permukaan tanah dengan menggunakan Google Earth. Berdasarkan hasil pengolahan data, bahwa panjang tebing pada lokasi Kedai Runding yaitu 814 meter untuk lokasi yang akan dibangun geobag berjarak dari tepi tebing yaitu 10 meter bertujuan untuk menjaga terjadinya erosi. Namun panjang tebing yang dipasang geobag hanya 514 meter dengan rata-rata elevasi +6 dan pada penempatan geobag diperlukan tanah yang rata sehingga adanya perkerjaan galian dan timbunan untuk perhitungan volume galian dan timbunan pada titik 1 hingga ke titik2 (51,8 m³), volume galian dan timbunan pada titik 2 hingga ke titik 3 (59,1 m³), volume timbunan bagian satu pada titik 3 hingga ke titik 4 pada bagian satu (439,9 m³) dan volume timbunan titik 3 hingga ke titik 4 pada bagian dua (415 m³). Untuk jumlah lapis geobag dengan tebal rata-rata geobag adalah 10 cm dengan tinggi 1 meter. Lebar potongan konstruksi terbagi menjadi dua bagian ada lebar potongan I-I 4,15 meter. Jumlah total yang dipakai pada masing-masing penampang yaitu 32850 buah kantong yang dipakai sepanjang 514 meter tepi tebing yang akan dibangun konstruksi bangunan pengendalian banjir. Dengan hasil yang telah didapat maka geobag tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif sistem penanggulangan banjir pada saat darurat
PERENCANAAN SISTEM ROTASI UNTUK PEMBAGIAN AIR PADA DAERAH IRIGASI SUSOH KECAMATAN BLANGPIDIE KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Yulia Yulia
Tameh Vol. 9 No. 2 (2020): JURNAL TEKNIK SIPIL
Publisher : University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/nam78w11

Abstract

Daerah Irigasi Susoh merupakan salah satu daerah irigasi teknis yang terletak di Kecamatan Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya. Pada Daerah Irigasi ini belum terdapat pembagian air secara rotasi sehingga diperlukan pembagian air secara rotasi/giliran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pembagian air sistem rotasi yang terjadi sepanjang tahun di daerah irigasi dan mengetahui alternatif pola tanam untuk mendapatkan Musim Tanam (MT) berapa yang terjadi kekurangan air pada daerah irigasi Susoh sehingga pembagian air dapat teratasi dimana sebelumnya belum terdapat sistem rotasi pada lokasi ini. Tahapan penelitian adalah pembagian golongan luas layanan saluran sekunder berdasarkan skema jaringan irigasi Susoh. Perhitungan pembagian air dengan sistem rotasi/giliran berdasarkan data debit andalan dengan koefisien tanaman padi yang direncanakan adalah nadeco/prosida. Luas Daerah Irigasi Susoh adalah 2549 Ha dengan 51 petak tersier dan 9 saluran sekunder. Perencanaan sistem rotasi dimulai dengan penjadwalan musim tanam dilanjutkan dengan distribusi air pada MT III secara rotasi, sehingga didapatkan 3 golongan saluran sekunder yang akan dilkakukan pembagian air secara rotasi untuk setiap tahunnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam satu tahun Musim Tanam hanya 2 kali Musim Tanam yang dapat dialirkan air secara penuh berdasarkan debit andalan yaitu November 4,81 m3/dtk, Desember debit andalan dengan 4,65 m3/dtk dan Januari dengan debit andalan 4,72 m3/dtk Musim Tanam I (MTI), Pada awal Maret debit andalan dengan 4,76 m3/dtk, April debit andalan dengan 4,57 dan bulan Mei debit andalan dengan 3,58 m3/dtk Musim Tanam II (MT II), Untuk awal Juli debit andalan dengan 3,00 m3/dtk, Agustus debit andalan dengan 3,30 m3/dtk dan September 3,20 m3/dtk. Musim Tanam III (MT III) debit aliran tidak mencukupi untuk kebutuhan air, sehingga kekurangan maksimal yang terjadi adalah -0,24 m3/dtk, sehingga direncanakan sistem rotasi pada Musim Tanam III (MT III).
MENGHITUNG DEBIT BANJIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE HIDROGRAF SATUAN SINTETIK SNYDER DAN METODE HIDROGRAF SATUAN SINTETIK NAKAYASU: (Studi Kasus: Krueng Kabupaten Aceh Utara) M. Ahsan Jass; Yulia Yulia; Zia Ulfa Syadida
Tameh Vol. 9 No. 2 (2020): JURNAL TEKNIK SIPIL
Publisher : University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/vjpa6x05

Abstract

Banjir adalah debit aliran sungai dalam jumlah yang tinggi atau debit aliran air di sungai secara relatif lebih besar dari kondisi normal akibat hujan yang turun di hulu atau di suatu tempat tertentu terjadi secara terus menerus sehingga air tidak dapat ditampung oleh alur sungai yang ada. Banjir merupakan bencana yang sering terjadi di Indonesia. Banjir yang sering terjadi di Provinsi Aceh salah satunya terjadi di Krueng Pase Kabupaten Aceh Utara. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui debit banjir rencana periode ulang 10 tahun, 25 tahun, dan 50 tahun dengan menggunakan Metode Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Synder dan Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu pada Krueng Pase. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai referensi bagi pihak yang membutuhkan data debit untuk keperluan perencanaan bangunan pengendali banjir pada Krueng Pase. Metode penelitian ini menggunakan Metode Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Nakayasu. Pengumpulan data berupa data sekunder yaitu data curah hujan bulanan. Pengolahan data dilakukan dengan menghitung curah hujan rencana serta debit banjir rencana. Hasil perhitungan pada Bab IV diperoleh perhitungan curah hujan rencana dengan menggunakan distribusi probabilitas Gumbel, Metode Hidrograf Satuan Sintetik Snyder dengan titik berat hujan ke debit puncak ) = 4,860 jam, dengan waktu naik ( ) = 0,883 jam dengan tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir (Tp) = 5,306 jam, dengan waktu untuk mencapai puncak (qp) = 0,466 m3/detik/km2, dengan debit puncak ( ) = 236,300 m3/det, waktu dasar ( ) = 86,58 Jam. Sedangkan Hasil perhitungan metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu diperoleh nilai debit puncak ( ) yaitu 10,05 m3/det dengan durasi waktu (t) = 4,21 jam. Periode ulang 10 tahun sebesar 509,93m3/det, periode ulang 25 tahun sebesar 636,24 m3/det, dan periode ulang 50 tahun sebesar 732,45 m3/det. Dari hasil-hasil yang telah didapatkan maka dapat diketahui nilai-nilai debit puncak dengan kedua metode yang berbeda.
Analisis Hujan Ekstrim Probable Maximum Precipitation (PMP) menggunakan metode Hersfield dan Perhitungan Debit Banjir: (Studi Kasus: Sungai Kluet Utara Kabupaten Aceh Selatan) Akmal Akmal; Yulia Yulia; Aris Aranda
Tameh Vol. 11 No. 1 (2022): Tameh: Journal of Civil Engineering
Publisher : University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/tameh.v11i1.196

Abstract

Extreme rain is rain with the lowest intensity of 50 mm/24 hours or 20 mm/hour. River is an elongated surface water flow and flows from a higher place (upstream) to a lower place (downstream). The area of KIuet is 1429.93 km and the area of Kluet River is 163.51 km2 and the length of the river is 68.26 km. The problem is that Kluet Utara River experiences high rainfall, resulting in overflows that flatten agricultural land and submerge residential areas. The purpose of the study was to calculate the planned return period rainfall, analyze the PMP (probable Maximum Precipitation) value and analyze the flood discharge to evaluate the PMF (Probable Maximum Flood) value and the return flood discharge. The benefits of this research are used to see the PMF value and return period rainfall to analyze the frequency of flooding KIuet Utara Watershed (DAS). The scope of the research was to calculate rainfall and flood discharge in KIuet Utara Watershed and secondary data which includes 10 years rainfall data obtained from BMKG (Meteorology, Climatology and Geophysics Agency) Indrapuri Aceh Besar and watershed maps obtained from PT. Mediatama Indoconsult. Processing of rainfall data on return period used Log Pearson III Method and PMP used Hersfield Method while calculating the planned flood discharge using Melchior Method. The results of the research is the rainfall value for the return period for the lowest rainfall in the 2 year return period is as high as 211,836 mm and the highest rainfall for the 1000 year return period is 566,239 mm, so that the flood discharge plan for the return period for the lowest flood discharge in the 2 year return period is equal to 2061,342 m3/s and the highest flood discharge at the 1000 year return period is 5510,490 m3/s. The PMP value was obtained at 2128,432 mm so that the PMF was obtained at 20714,772 m3/s. Log Pearson III and PMP methods can be used to calculate the rainfall in KIuet Utara and the results from the rainfall are used to calculate the planned flood discharge using Melchior Method.