Aike Wella Bil Bariyah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

GAMBARAN PERILAKU PEMBERIAN IMUNISASI DASAR BALITA OLEH ISTRI KYAI Aike Wella Bil Bariyah; Raihana Nadra Alkaff
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 13 No 1 (2022): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 13 NOMOR 1 TAHUN 2022
Publisher : IAKMI South Tangerang Branch

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/jkr.v13i1.39

Abstract

Abstract Latar belakang: Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita di Indonesia masih tinggi yang salah satunya diakibatkan rendahnya cakupan imunisasi dasar balita. Penolakan pemberian imunisasi dasar balita salah satunya dipengaruhi oleh tokoh agama yaitu istri kyai atau nyai. Nyai merupakan publik figur bagi santri wanita dan juga masyarakat sekitar. Sehingga perlu dilakukan penelitian lebih dalam terkait persepsi nyai dalam pemberian imunisasi dasar balita.  Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran terkait perilaku pemberian imunisasi dasar balita yang dilakukan oleh istri kyai.  Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif. Pemilihan informan dilakukan dengan cara Snowball sampling. Pengumpulan data menggunakan data primer melalui wawancara mendalam yang dilakukan dengan analisis konten pada enam informan utama dan dua informan kunci, satu informan pendukung.  Hasil: Gambaran perilaku pemberian imunisasi dasar diketahui mayoritas informan telah memberikan imunisasi dasar pada balita, namun masih terdapat juga informan yang menolak. Penolakan pemberian imunisasi dasar balita bukan karena faktor agama melainkan anggapan persepsi kerentanan yang dimiliki istri kyai menganggap bahwa penularan penyakit tidak berasal dari virus melainkan perilaku ibu balita sendiri yang meminum es pada saat masih menyusui balita, juga persepsi bahwa imunisasi merupakan bahan kimia yang dapat merusak antibodi alamiah pada bayi.  Kesimpulan: Masih terdapat penolakan pemberian imunisasi balita, sehingga dinas kesehatan perlu mengadakan edukasi terkait imunisasi dasar balita yang melibatkan tokoh masyarakat juga membuat kebijakan bahwa setiap pondok pesantren harus memiliki Poskestren. Petugas kesehatan puskesmas membuat kegiatan diklat (pendidikan dan pelatihan) kepada para tokoh agama