Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran terpenting dan strategis di Indonesia. Sebagai salah satu komoditas terpenting, cabai memiliki masa simpan pascapanen yang relatif singkat yang seringkali menjadi penyebab kerugian ekonomi. Ketahanan daya simpan cabai dapat ditingkatkan melalui upaya persilangan. Persilangan antara dua varietas cabai, Laris (daya hasil tinggi) dan SSP (tahan simpan) telah menghasilkan generasi kedua (F2) cabai LB. Buah cabai F2 LB matang merah telah dikelompokkan berdasarkan daya simpannya, dilihat dari susut bobot buah pascapanen. Pada studi ini, dilakukan pengukuran kandungan pektin dan vitamin C pada buah cabai F2 LB matang merah. Pektin dan vitamin C merupakan bagian komponen struktural dan antioksidan penjaga keutuhan dinding sel yang penting untuk ketahanan simpan buah. Tujuan penelitian adalah menyelidiki korelasi antara kandungan pektin atau vitamin C dengan sifat ketahanan simpan buah cabai. Analisis juga dilakukan pada buah cabai tetua Laris dan SSP sebagai kontrol. Pengukuran pektin dilakukan menggunakan Pectin Identification Kit (Megazyme) dengan dua protokol tambahan. Kandungan pektin dan vitamin C diukur secara semi kuantitatif menggunakan spektrofotometer. Hasil menunjukkan bahwa kandungan pektin dan vitamin C pada buah cabai F2 LB tidak berbeda signifikan antara yang tahan simpan dengan yang tidak tahan simpan, maupun dengan kedua tetuanya. Hasil ini mengindikasikan bahwa variasi ketahanan simpan yang teramati pada sampel buah cabai tidak bergantung pada kandungan pektin maupun vitamin C. Kami menduga bahwa aktivitas enzimatik, terutama yang terlibat dalam proses degradasi komponen dinding sel, lebih berperan dalam menentukan sifat ketahanan simpan cabai.