Ilal Hamdi
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Monitoring Lereng dengan Memantau Pergerakan Tanah Menggunakan GPS Geodetik untuk Mengantisipasi Adanya Longsoran di Tambang PT X Kota Padang, Sumatera Barat Ilal Hamdi; Yoszi Mingsi Anaperta
Journals Mining Engineering : Bina Tambang Vol 9, No 2 (2024): Journals Mining Engineering: Bina Tambang
Publisher : Departemen Teknik Pertambangan FT UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/bt.v9i2.128467

Abstract

Indonesia secara regional berada pada dua buah lempeng besar yaitu lempeng Pacifik di Utara dan lempeng Australia di Selatan. Akibat tumbukan kedua lempeng tersebut, telah menempatkan Indonesia menjadi salah satu wilayah Negara yang rawan dengan bencana gempa bumi, tsunami dan letusan gunung berapi. Namun, dibalik bencana alam akibat tumbukan dua lempeng tersebut, membawa hikmah yang tak ternilai harganya. Penambangan yang dilakukan pada PT X merupakan penambangan dengan metode tambang terbuka/quarry. Pada tambang PT X yang melakukan penambangan dengan mengikuti bentuk bukit yang di gali, pasti bahaya yang ditimbulkan lebih besar dari tambang lainnya. gerakan tanah merupakan peristiwa alam yang seringkali membawa bencana dan kerugian yang tidak sedikit, baik berupa harta benda maupun jiwa manusia.  Oleh karena itu perlu dilakukan suatu pemantauan gerakan tanah yang dimaksudkan untuk mengetahui tingkat aktifitas gerakan tanah berdasarkan besar dan arah kecepatan titik geser terhadap titik acuan (titik tetap) Rata-rata pergerakan lereng di setiap titik TP adalah > 5 mm dengan kategori initial acceleration. Pergerakan tanah yang paling stabil berada dititik TP02 dengan rata-rata pergerakan tanah koordinat X, Y dan Z adalah 3.2, 3.5 dan 5.2 mm. Pergerakan tanah paling beresiko terjadinya longsoron adalah titik TP06 dengan rata-rata pergerakan koordinat X, Y dan Z adalah 10.1, 9.7, dam 11.6 mm. Berdasarkan rata-rata pergerakan tanah yang > 5 mm menurut Standar Nilai Ambang Batas Laju Pergerakan Lereng, maka risiko terjadinya longsoran di WIUP 536,85 semakin besar.