<![CDATA[Adanya pandemi COVID-19 membuat Pemerintah daerah kesulitan untuk mengelola dan mengungkapkan keuangannya secara akuntabel. Analisis laporan keuangan adalah sebagai alat dalam menganalisis data keuangan untuk menilai kondisi dan kinerja keuangan, serta memprediksi kinerja keuangan di masa depan. Provinsi DKI Jakarta juga diperkirakan akan merasakan dampak dari wabah COVID-19 ini. Penelitian ini akan mengkaji dan membandingkan kondisi keuangan Provinsi DKI Jakarta dari tahun anggaran 2018 hingga 2021. Metode kuantitatif deskriptif digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi analisis aset dengan tren pertumbuhan aset, analisis kewajiban, analisis pendapatan, dan analisis belanja dengan rasio keuangan seperti rasio kemandirian PAD, rasio efektivitas, rasio efisiensi, rasio pertumbuhan PAD, rasio utang terhadap ekuitas, Debt Service Coverage Ratio (DSCR), dan Debt to Income Ratio (DIR). Hasil temuan peneliti menunjukkan bahwa kondisi keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah mampu mempertahankan keuangan utama yang dibuktikan dengan tren pertumbuhan aset yang tetap naik walaupun pada masa pandemi COVID-19, analisis kewajiban yang sudah mampu untuk mengembalikan pinjaman pada pihak eksternal, analisis pendapatan sudah dalam kondisi yang mandiri dalam pendapatan asli daerah memiliki pola delegatif. Adapun efisiensi PAD dan efisiensi belanja belum sepenuhnya dimaksimalkan dalam kinerja sebelum maupun selama pandemic COVID-19]]>
