Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Pelarut dan Daya Microwave terhadap Hasil Ekstrak Daun Pepaya dengan Metode Microwave Assisted Extraction Luviana, Angely; Putri, Angelina; Alatif, Ikhsan Akmal; Nurulgina, Rahma; Permatasari, Rahma Puspa; Sihombing, Rony Pasonang; Paramitha, Tifa
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 14 No 1 (2023): Vol 14 (2023): Prosiding 14th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v14i1.5388

Abstract

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, salah satunya kekayaan alam flora. Hal ini dipengaruhi karena Indonesia beriklim tropis. Salah satu tanaman yang banyak tumbuh di wilayah Indonesia adalah pohon pepaya. Pada tahun 2021, jumlah pepaya di Indonesia mencapai 1.168.266 ton dan mengalami kenaikan sebesar 14,94% dari tahun sebelumnya. Salah satu upaya untuk meningkatkan manfaat daun pepaya yaitu dengan mengekstraksi daun pepaya tersebut untuk digunakan sebagai inhibitor korosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengekstraksi daun pepaya dengan memvariasikan jenis pelarut yang digunakan yaitu metanol dan etanol serta daya microwave yang digunakan sebesar 150, 300, dan 450 watt. Metode ekstraksi yang digunakan adalah Microwave Assisted Extraction (MAE) dengan waktu ekstraksi selama 15 menit. Analisis yang dilakukan adalah analisis kadar air, rendemen, dan uji fitokimia untuk mengetahui kandungan senyawa dalam ekstrak daun pepaya secara kualitatif. Hasil pengujian kadar air sebelum dan setelah pengeringan didapatkan bahwa kadar air awal daun pepaya sebesar 70,87% dan mengalami penurunan menjadi 6,92%. Sementara itu, rendemen ekstrak daun pepaya dengan pelarut metanol lebih besar dibandingkan rendemen dengan pelarut etanol, yang mana rendemen tertinggi dengan pelarut etanol dan metanol berturut-turut sebesar 72,07% dan 72,41%. Berdasarkan uji fitokimia dihasilkan bahwa ekstrak daun pepaya mengandung senyawa alkaloid.
Pemanfaatan Limbah Puntung Rokok sebagai Inhibitor Korosi pada Baja St40 Menggunakan Metode Microwave Assisted Extraction (MAE) di Lingkungan NaCl 3,56%: Utilization of Cigarette Butts Waste as Corrosion Inhibitor on St40 Steel Using Microwave Assisted Extraction (MAE) Method in 3.56% NaCl Environment Alatif, Ikhsan Akmal; Permatasari, Rahma Puspa; Nurulgina, Rahma; Adzkia, Zahrotul Filza; Andayani, Puri; Putri, Sabrina Aisyah; Adinda; Trirahayu, Dhyna Analyes; Hadiningrum, Kunlestiowati
KOVALEN: Jurnal Riset Kimia Vol. 10 No. 3 (2024): December Edition
Publisher : Chemistry Department, Mathematics and Natural Science Faculty, Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/kovalen.2024.v10.i3.17394

Abstract

Corrosion is a problem that occurs in many industries and causes large losses. The use of corrosion inhibitors is one way to reduce or inhibit corrosion. Cigarette butt waste extract can be utilized as an organic corrosion inhibitor. This study aims to determine the yield of cigarette butt waste extract, the content of cigarette butt waste extract produced using the MAE method qualitatively, determine the optimum conditions for the extraction process with the MAE method based on variations in microwave power of 150 and 300 watts and calculate the efficiency of corrosion inhibitors and the effect of compounds contained in cigarette butt waste extract in 3.56% NaCl environment. The optimum MAE condition was 150 watts and 15 minutes, with an extract yield of 54.38%. Based on the GC-MS test, it is known that cigarette butts waste extract contains alkaloid, terpenoid, and phenol compounds as corrosion inhibitor compounds. Based on corrosion inhibitor testing, the addition of cigarette butt waste extract corrosion inhibitors can suppress or reduce the corrosion rate that occurs on metals with an inhibitor efficiency of 79.19% in non-aerated conditions and 71.53% in aeration with an inhibitor concentration of 1000 ppm in a 3.56% NaCl environment.