Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Strategi Pemberdayaan Pemuda melalui Pengelolaan Objek Wisata Kampoeng Lawas di Desa Meteseh Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Lidiani, Desy Novia; Ilyas, Ilyas
Indonesian Journal of Social Development Vol. 1 No. 4 (2024): April
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/jsd.v1i4.2357

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalah pemuda di masyarakat. Objek wisata Kampoeng Lawas di Desa Meteseh adalah salah satu pariwisata desa yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat. Dengan adanya pemberdayaan tersebut maka pemuda dapat meningkatkan potensinya dengan bergabung dalam pengelolaan objek wisata. Tujuan dari enelitian ini untuk mendeskripsikan strategi pemberdayaan pemuda, metode pengelolaan objek wisata, faktor pendukung dan penghambat strategi pemberdayaan pemuda melalui pengelolaan objek wisata. Penelitian ini dalam pengumpulan data menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan metode triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukkan (1) strategi pemberddayaan pemuda melalui pengelolaan objek wisata Kampoeng Lawas dilaksanakan melalui lima tahapan yaitu pemungkinan, penguatan, perlindungan, penyokogan, dan pemeliharaan, (2) pengelolaan objek wisata Kampoeng Lawas dilaksanakan melalui enam metode yaitu pengonsultasian dengan semua pemangku kepentingan, pengidentifikasian isu, penyusunan kebijakan, pembentukan dan pendanaan agen dengan tugas khusus, penyediaan fasilitas dan operasi, dan penyelesaian konflik kepentingan dalam masyarakat, (3) Faktor pendorong dalam pelaksanaan strategi pemberdayaan pemuda yaitu peran Karang Taruna Dusun Rowosari, kemauan untuk berkembang, keinginan dan motivasi dalam mengembangkan objek wisata. Adapun faktor penghambat dari strategi pemberdayaan pemuda yaitu kurangnya bantuan dana dari pemerintah, ketersediaan sumber daya alam, kurangnya kesadaran masyarakat akan pariwisata dan cuaca yang bisa menjadi kendala jika ingin melakukan pertemuan.