Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit berat yang banyak diderita oleh banyak orang. Menurut pusat data dan nformasi Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2013,penderita diabetes mellitus di Indonesia mencapai 12 juta orang. Dimana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk terkena penyakit tersebut jika tidak menjaga pola hidup dan pola makan. Selain itu pemeriksaan rutin terhadap glukosa darah juga penting. Dikarenakan pemeriksaan biasanya harus melukai tubuh (invasive), membuat orang sulit untuk memeriksa kadar glukosa darahnya. Sehingga mulai dikembangkanlah pengukur kadar glukosa darah secara non-invasive, tanpa melukai tubuh. Pada tugas akhir ini, penulis menggunaan sensor oxymetri untuk mengukur kadar glukosa darah. Proyek akhir ini menggunakan prinsip kerja dari photodioda dan infrared serta Led merah yang akan mengalami absorbsi cahaya oleh sifat fisis dari molekul glukosa darah. Kemudian mencari persamaan Linear Regression dari hubungan nilai Rasio tegangan AC dan DC dari red led dan infrared (R) dengan kadar glukosa darah referensi. Dimana persamaan yang didapatkan dari data adalah menggunakan log linier regression dengan rata-rata error mencapai 6-8%. Namun persamaan ini tidak bisa digeneralisasi untuk kasus serupa dengan data yang berbeda. Dimana hasil akhir dari Clarke Error Grid Analysis menunjukkan bahwa kadar gluksoa prediksi belum memiliki keakuratan signifikan untuk dilakukan diagnosa tindakan medis yang perlu dilakukan kepada pasien, namun memiliki kemungkinan besar untuk menjadi akurat jika dilakukan pengambilan data sample yang lebih banyak.