Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pentingnya Etika Bagi Generasi Z dalam Bersosial Media di SMK Telekomunikasi Adi Karya Dukuhwaru Kabupaten Tegal Arif Nursetyo; Sri Hartati; Natasya Wahyu Ningsih
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat STIE AKA Semarang Vol 3 No 1 (2024): Februari 2024: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (ABDIMAS)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54066/abdimas.v3i1.360

Abstract

Generasi Z atau lebih sering kita menyebutnya Gen Z merupakan generasi yang lahir pada tahun 1995 sampai dengan 2015. Gen Z ini merupakan suatu generasi yang tidak mengerti tentang mengenal dunia yang lebih terasing dengan keberadaan orang lain, karena mereka lahir ketika dunia sudah ada internet dengan baik. Karakteristik dan ciri dari generasi Z yaitu tidak pernah lepas dari Smartphone dan internet, kompetitif dan pragmatis. Generasi ini selalu berpikir dengan baik selalu mencermati untung ruginya dalam melakuka segala hal. Generasi Z merupakan generasi harus melakukan sesuatu agar diakui dengan lebih banyak lagi dalam memainkan peran, terutama terhadap sosial media dan media digital.Semua pekerjaan dapat dilakukan dari dalam ruangan, tidak perlu bersusah payah. Karena Gen Z merupakan generasi yang dinamis dalam menggunakan teknologi, maka Gen Z harus bijak dalam menggunakan sosial media. Dalam bersosial media, etika sangat diperlukan agar tidakmenyesal dimedian hari. Beberapa etika yang dapat dilakukan dalam menggunakan media sosial, yaitu pilah-pilih pesan, tetap kritis dan berpikir dalam menanggapi maupun menyampaikan pesan, selalu menyebutkan sumbernya, memperhatikan gaya bahasa, dan memperjelas nama maupun gambar akunnya. Salah satu dokumen yang tidak boleh untuk dishare di medsos adalah KTP.
Design of an IoT-Based System for Monitoring Heart Rate and Oxygen Levels at Posyandu Latulif, Rajagaluh Village, Majalengka Regency Husaini, Fahririzal Gani Husaini; Rido Taufiq Subagio; Arif Nursetyo
Jurnal Riset Informatika Vol. 7 No. 4 (2025): September 2025
Publisher : Kresnamedia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34288/jri.v7i4.410

Abstract

This research was carried out to support improvements in health services at Posyandu Latulif, Rajagaluh Village, Majalengka Regency. Previously, health examinations such as heart rate and blood oxygen level measurements were still conducted manually using conventional tools. This method often takes a long time, is less practical, and causes long queues during Posyandu activities. These challenges become more difficult when there are many patients or when patients wear thick clothing that interferes with the use of manual tensimeters. As a solution, the researcher developed a health monitoring device based on the Internet of Things (IoT) that can measure heart rate and blood oxygen levels in real-time. The system uses a MAX30100 sensor to read biometric data and a NodeMCU ESP8266 microcontroller connected to a WiFi network to process and transmit the results. The data is shown on a 16x2 LCD screen and automatically sent to Google Spreadsheet, allowing Posyandu staff to view and record the results instantly without manual note-taking. This system is designed to be user-friendly and suitable for health workers even without technical backgrounds. Based on testing, the device performed well and was able to produce accurate and stable readings. With this tool, health monitoring activities can be carried out more quickly, efficiently, and with digital documentation. Moreover, the system offers a practical example of how simple and useful technology can be applied to support public health services, especially in rural areas. This process often results in inefficiency because health cadres must first inflate the cuff, wait for the needle to stabilize, record the value manually, and sometimes repeat the measurement if the patient moves. This not only increases examination time but also raises the risk of recording errors. When uploading to Google Spreadsheet, patient data security is maintained by limiting access to authorized Posyandu cadres only, with password-protected accounts. No personal identifiers such as names or addresses are uploaded, ensuring privacy is preserved. Infants were excluded because the MAX30100 fingertip sensor requires stable finger positioning, which is difficult to achieve in babies. However, with sensor adaptation or integration into specialized infant probes, the system can be developed in the future for neonatal or pediatric use. The accuracy of the MAX30100 sensor has been validated in previous studies and was further tested in this project by comparison with a clinical-grade oximeter. The results showed only a small deviation, indicating that the sensor is sufficiently accurate for field conditions.
Pentingnya Etika Bagi Generasi Z dalam Bersosial Media di SMK Telekomunikasi Adi Karya Dukuhwaru Kabupaten Tegal Arif Nursetyo; Sri Hartati; Natasya Wahyu Ningsih
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat STIE AKA Semarang Vol 3 No 1 (2024): Februari 2024: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (ABDIMAS)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54066/abdimas.v3i1.360

Abstract

Generasi Z atau lebih sering kita menyebutnya Gen Z merupakan generasi yang lahir pada tahun 1995 sampai dengan 2015. Gen Z ini merupakan suatu generasi yang tidak mengerti tentang mengenal dunia yang lebih terasing dengan keberadaan orang lain, karena mereka lahir ketika dunia sudah ada internet dengan baik. Karakteristik dan ciri dari generasi Z yaitu tidak pernah lepas dari Smartphone dan internet, kompetitif dan pragmatis. Generasi ini selalu berpikir dengan baik selalu mencermati untung ruginya dalam melakuka segala hal. Generasi Z merupakan generasi harus melakukan sesuatu agar diakui dengan lebih banyak lagi dalam memainkan peran, terutama terhadap sosial media dan media digital.Semua pekerjaan dapat dilakukan dari dalam ruangan, tidak perlu bersusah payah. Karena Gen Z merupakan generasi yang dinamis dalam menggunakan teknologi, maka Gen Z harus bijak dalam menggunakan sosial media. Dalam bersosial media, etika sangat diperlukan agar tidakmenyesal dimedian hari. Beberapa etika yang dapat dilakukan dalam menggunakan media sosial, yaitu pilah-pilih pesan, tetap kritis dan berpikir dalam menanggapi maupun menyampaikan pesan, selalu menyebutkan sumbernya, memperhatikan gaya bahasa, dan memperjelas nama maupun gambar akunnya. Salah satu dokumen yang tidak boleh untuk dishare di medsos adalah KTP.