Pendahuluan: Penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) masih berlangsung. Beberapa data menunjukkan bahwa penyakit ini menyerang berbagai organ, terutama pada kasus yang parah dan kritis. Kerusakan hati dan ARDS merupakan komplikasi yang sering terjadi pada pasien COVID-19. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk melaporkan dan mendiskusikan terapi pada kasus-kasus yang ditemukan oleh penulis sehingga diharapkan dapat bermanfaat secara klinis. Ilustrasi kasus: Laki-laki 35 tahun dengan hasil swab nasofaring positif COVID-19 dengan kerusakan hati dan ARDS. Pasien mendapatkan protokol terapi standar pada saat perawatan di rumah sakit, plasma konvalesen 3 kolf dan terapi setelah perawatan di rumah sakit. Pasien telah membaik. Diskusi: Menekan hiperaktivasi sitokin merupakan target utama dalam terapi COVID-19 agar tidak berkembang menjadi stadium yang lebih parah. Pemilihan favipiravir, colchicine, dexamethasone, UDCA, dan vitamin D adalah terapi yang menargetkan mekanisme ini. Kesimpulan: Pasien dengan gejala berat hingga kritis berisiko mengalami kondisi yang lebih buruk bahkan kematian. Mengatasi hiperaktivasi sitokin merupakan target utama terapi kasus COVID-19, sehingga pemilihan obat yang digunakan didasarkan pada mekanisme patogenesis tersebut. Selain itu, pemberian terapi suportif lainnya juga perlu diperhatikan untuk penatalaksanaan yang lebih optimal.