Lupus Eritematosus Sistemik (SLE) biasa disebut penyakit seribu wajah merupakam penyakit autoimun yang bersifat kronis dengan manifestasi berubah-ubah dan menyerang hampir semua organ. SLE adalah jenis lupus dengan kejadian terbanyak dibanding lupus lainnya. Data dari Lupus Foundation of America pada tahun 2023 menunjukkan bahwa SLE menyumbang angka sekitar 70% dari tiga jenis lupus lainnya. Pemantauan Terapi Obat (PTO) ini dilakukan pada pasien Ny. RI berusia 24 tahun selama tujuh hari di ruang intensif salah satu Rumah Sakit Pemerintah di Bandung. Diagnosis utama pasien, yaitu SLE dengan infeksi cytomegalovirus (CMV), Chronic Kidney Disease (CKD), dan Ventilator Assosciated Pneumonia (VAP) dengan pemberian obat berupa ceftazidime avibactam, fosfomisin, meropenem, vankomisin, paracetamol, n–acetylcystein, lovenox, hidroksiklorokuin, dexamethasone, calos, asam folat, amlodipin, esomeprazole, KCl, dan kalsium glukonat. Perawatan dan terapi yang diterima oleh pasien berisiko menimbulkan efek samping obat yang kompleks akibat penggunaan terapi polifarmasi jangka panjang sehingga perlu dilakukan pemantauan terapi ketat untuk meminimalkan terjadinya efek obat yang tidak diinginkan dan memastikan pemberian obat yang tepat. Berdasarkan hasil pengkajian dan analisis PTO terapi yang diberikan sudah sesuai dosis dan indikasi, tetapi menyebabkan beberapa efek samping yang kompleks akibat penggunaan terapi polifarmasi jangka panjang.