Hiperurisemia adalah kondisi yang terjadi akibat tingginya kadar asam urat dalam darah, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti gout dan penyakit ginjal. Di Indonesia, kasus hiperurisemia ditemukan cukup tinggi, dengan prevalensi sekitar 24% pada pria dan hampir 12% pada wanita, dan kecenderungannya meningkat seiring pertambahan usia serta pola hidup yang kurang sehat. Usia dan kadar asam urat diketahui sebagai faktor penting yang mempengaruhi risiko hiperurisemia, tetapi hubungan antara kedua faktor ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami pengaruhnya secara mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan antara usia dan kadar asam urat serta perbedaan kadar asam urat antara kelompok dengan risiko hiperurisemia dan kelompok tanpa risiko. Sebanyak 42 responden, terdiri dari 21 dewasa dan 21 lansia, diikutsertakan dalam studi ini. Data mengenai kadar asam urat dan riwayat penyakit yang menjadi faktor risiko hiperurisemia dikumpulkan dan dianalisis menggunakan uji korelasi, ANOVA, dan uji t. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara usia dan kadar asam urat, dengan nilai korelasi sebesar -0,007. Uji ANOVA juga menunjukkan bahwa variasi kadar asam urat antar kelompok usia tidak signifikan (F hitung < F kritis, p = 0,91). Selain itu, uji t satu arah dan dua arah menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan dalam kadar asam urat antara kelompok dengan risiko hiperurisemia dan kelompok tanpa risiko, dengan p-value masing-masing sebesar 0,46 (one-tailed) dan 0,91 (two-tailed).. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, termasuk ukuran sampel yang terbatas dan potensi bias dari metode pengumpulan data subyektif. Oleh karena itu, Penelitian lanjutan dengan variabel yang lebih beragam dan metode ukur yang lebih akurat tetap diperlukan. Masyarakat juga disarankan untuk mulai menjaga pola makan dan rutin memeriksakan kadar asam urat guna mencegah risiko gangguan kesehatan yang lebih serius.