Jembatan Alue Pange terletak di ruas jalan nasional Geumpang-Pameu (GMP.47+350). Posisi jembatan tepatnya pada lintang (N): 445'02,4" dan Bujur (E): 9621'33,8". Jembatan ini direncanakan dengan panjang bentang 20 meter dan lebar lantai kendaraan 8 meter serta dilengkapi dengan trotoar dan barrier masing-masing selebar 1,00 meter dan 0,50 meter pada sisi kiri dan kanan jembatan. Struktur bangunan atas (upper structure) jembatan ini berdasarkan data Detail Engineering Design (DED) menggunakan girder baja komposit (I-900) dengan jarak antar gelagar 1,60 meter dan plat lantai beton bertulang setebal 25 cm. Berdasarkan data awal tersebut, maka pada artikel ini dilakukan perencanaan kembali (redesign) ketebalan plat menjadi 20 cm. Hal ini dilakukan karena pada dasarnya ketebalan plat lantai jembatan di Indonesia berkisar antara 20-25 cm, dan pada jembatan lama yang dibangun sebelum tahun 2017 umumnya ketebalan plat lantai kendaraan berkisar 20 cm. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka penelitian ini menggunakan metode studi kasus (case study) untuk mengkaji bagaimana pengaruh perubahan ketebalan plat lantai terhadap rasio beban tetap yang bekerja pada jembatan dan kapasitas struktur terkait lentur dan geser. Penelitian ini dibatasi pada tinjauan struktur plat lantai jembatan dengan memperhitungkan beban yang bekerja sesuai ketentuan SNI 1725- 2016. Analisis dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SAP2000 v.22, di mana plat dimodelkan sebagai balok menerus selebar 1 meter dengan tumpuan sendi dan rol serta ujung bebas (kantilever). Hasil analisis berupa momen lentur dan gaya geser yang terjadi akibat kombinasi pembebanan yang terjadi pada jembatan. Berdasarkan hasil reanalisis plat lantai 20 cm, diperoleh rasio kapasitas struktur terhadap kombinasi beban maksimum yang terjadi sebesar 1,339 dan 2,316 berturut-turut untuk lentur dan geser.Kata kunci: Geser, Jembatan komposit, Lentur, Plat lantai, SNI 1725:2016.