Ari Suryathi, Ni Made
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PROFILE OF GLAUCOMA PATIENTS THAT PERFORMED TRABECULECTOMY AT THE EYE POLYCLINIC OF SANGLAH RSUP IN THE COVID-19 PANDEMIC Permana Dewi, Ni Putu Diah Ayu; Ayu Ratna Suryaningrum, I Gusti; Ayu Surasmiati, Ni Made; Ari Suryathi, Ni Made
E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 1 (2023): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2023.V12.i01.P06

Abstract

ABSTRAK Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua terbanyak setelah katarak. Tindakan bedah yang sering dilakukan oleh pasien glaukoma ketika TIO sudah tidak bisa terkontrol lagi dengan medikamentosa yaitu trabekulektomi. Trabekulektomi merupakan tindakan pembedahan dengan membuat lubang drainase pada bagian sklera untuk menurunkan TIO.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pasien meliputi usia, jenis kelamin, klasifikasi, lateralitas mata, riwayat TIO pada saat sebelum dan sesudah trabekulektomi, jenis tindakan trabekulektomi dan riwayat penggunaan obat-obatan sebelum dan sesudah trabekulektomi pada pasien glaukoma yang melakukan trabekulektomi di Poliklinik Mata RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi cross-sectional dengan pengambilan data menggunakan rekam medis pasien dan diolah menggunakan SPSS. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 51 pasien yang dilakukan trabekulektomi dengan jumlah mata yang dilakukan tindakan yaitu 55 mata. Pada jenis kelamin laki-laki didapatkan 52,9% dan perempuan 43,5% dengan rerata usia 53,56 ±17,9, berdasarkan diagnosis pasien glaukoma primer merupakan yang paling banyak yaitu POAG 14 mata dan PCAG 14 mata, lateralitas mata ocular dekstra menempati urutan terbanyak dengan persentase 52,7%. untuk jenis tindakan trabekulektomi didapatkan 81,8% yang dilakukan trabekulektomi, rerata tekanan intraokular pre-trabekulektomi yaitu 44,6 ±6,4. Satu hari post-trabekulektomi 11,8±6,0, tujuh hari post trabekulektomi didapatkan rerata 14,6±4,8. Riwayat penggunaan obat antiglaukoma pre-trabekulektomi didapatkan paling banyak memakai 2 obat dengan persentase 52,7% yang paling banyak, satu hari setelah trabekulektomi tanpa obat dengan persentase 49,1%, 7 hari setelah trabekulektomi tanpa obat dengan persentase 52,7%. Kata kunci : Glaukoma, Trabekulektomi, TIO
HUBUNGAN DURASI AKTIVITAS FISIK JARAK DEKAT DENGAN ASTENOPIA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS UDAYANA Arleni Putri, Ni Putu Apriliantini; Ari Suryathi, Ni Made; Kusumadjaja, Made Agus; Made Juliari, I Gusti Ayu
E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 9 (2024): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Astenopia merupakan gejala subjektif yang timbul akibat penggunaan mata dalam aktivitas fisik jarak dekat. Upaya pembatasan penyebaran COVID-19 melalui perkuliahan daring menimbulkan peningkatan penerapan digitalisasi pada mahasiswa. Digitalisasi mempengaruhi fisiologis mata, dimana banyak di antara mahasiswa mengeluhkan kelelahan mata selama perkuliahan daring yang mewajibkan penerapan aktivitas fisik jarak dekat dalam waktu yang lama. Durasi aktivitas fisik jarak dekat yang berlebih menimbulkan ketidaknyamanan dan gerakan mata yang sering serta berisiko timbulnya astenopia. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan durasi aktivitas fisik jarak dekat sebagai faktor risiko timbulnya astenopia Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang menerapkan desain studi observasional dengan pendekatan analitik cross-sectional yang melibatkan 653 mahasiswa Pendidikan Dokter angkatan 2018-2020 Universitas Udayana. Pengambilan sampel sesuai pertimbangkan, yaitu purposive sampling. Bahan penelitian sesuai dengan data primer berupa kuesioner VFI (Visual Fatigue Index). Dari 653 mahasiswa Pendidikan Dokter angkatan 2018-2020 Universitas Udayana yang terlibat sebagai responden ditemukan sebanyak 465 mahasiswa (71,2%) mengalami astenopia. Rata-rata durasi aktivitas fisik jarak dekat yang yaitu pada durasi ? 4 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga aktivitas fisik jarak dekat yang diteliti meliputi, membaca, penggunaan smartphone, dan laptop atau komputer menunjukkan p value <0,05 dan nilai risk estimate PR>1, serta selang kepercayaan tidak melewati 1. Dalam penelitian ini ditemukan hubungan yang signifikan antara durasi aktivitas fisik jarak dekat dengan astenopia mahasiswa. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara durasi aktivitas fisik jarak dekat dengan astenopia pada mahasiswa Pendidikan Dokter angkatan 2018-2020 Universitas Udayana. Kata kunci : Astenopia, Aktivitas Fisik Jarak Dekat, Durasi
PHOTOFUNDUS CHARACTERISTIC OF DIABETES MELITUS PATIENT IN PRIMARY AND SECONDARY HEALTH CARE CENTERS Winly, Winly; Ari Suryathi, Ni Made; Suryanadi, Ni Made; Andayani, Ari; Manuaba, Ida Bagus Putra
International Journal of Retina Vol 7 No 2 (2024): International Journal of Retina (IJRetina) - INAVRS
Publisher : Indonesian Vitreoretinal Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35479/ijretina.2024.vol007.iss002.292

Abstract

Introduction: The prevalence of diabetes mellitus increases over time in line with the prevalence of diabetic retinopathy is also expected to increase. It is not possible to determine which diabetic patients will have retinopathy, so therefore screening is needed. This study aims to have a better understanding in managing DM patients in the future, especially in cases of diabetic retinopathy in primary, secondary & community health care centers. Methods: A descriptive analytical study. Data collected cross sectional study based of characteristic and portable photo fundus from DM patients while doing social service at a health service center. Results: Portable photo fundus in this study, screening 138 DM patients, with majority of subjects is in the range 44-64 year age group (68.1%). There was the same number of patient between gender or type. History of DM in the family (63.0%) with a duration of DM ≤ 5 years (56.5%), mostly the quality of photo fundus that can be assessed (97.1%), patients who needed further treatment were referred to the ophthalmologist 59 cases (42.8%). Conclusion: People who live far from cities and have limited access to health facilities can be reached using this portable photo fundus, so that blindness in peripheral areas will be more easily detected and this can be used as a screening modality and blindness due to diabetic retinopathy can be prevented.