Distira, Luh Ayu Yasendra
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Laporan Kasus: Dermatofitosis pada Anjing Peranakan Scottish Terrier di Kota Denpasar, Baliatofitosis pada Anjing Peranakan Scottish Terrier Distira, Luh Ayu Yasendra; Batan, I Wayan; Erawan, I Gusti Made Krisna; Putriningsih, Putu Ayu Sisyawati
Indonesia Medicus Veterinus Vol 12 (5) 2023
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2023.12.5.678

Abstract

Dermatofitosis pada anjing adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh kapang dermatofita yang terdiri atas genus Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton. Dermatofitosis dapat menyerang anjing semua umur. Biasanya agen kapang muncul karena tempat yang lembab. Tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk dapat meneguhkan diagnosis dari pemeriksaan klinis dan penunjang, serta untuk dapat memberikan terapi yang tepat sesuai penyakit yang ditemukan. Seekor anjing jantan peranakan scottish terrier berumur satu tahun dengan bobot badan 12 kg dibawa ke Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, dengan keadaan alopesia dan eritema hampir di sekujur tubuhnya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya krusta, pustula pada bagian ekstremitas kranial dan kaudal, papula pada bagian dorsal, hiperpigmentasi pada dorsal tubuh, dan sisik. Anjing kasus menunjukkan tingkat pruritus yang tinggi. Hasil pemeriksaan hematologi menunjukkan tidak adanya perubahan yang berarti pada parameter darah. Pemeriksaan histopatologi biopsi kulit menunjukkan adanya infiltrasi sel radang. Pada pemeriksaan dengan wood’s lamp terlihat adanya pendaran berwarna hijau kekuningan pada hampir seluruh bagian tubuh. Anjing kasus didiagnosis menderita dermatofitosis dan diterapi dengan menggunakan oclacitinib (5,6 mg/ekor, PO, q12h), amoxicillin trihydrate (10 mg/kg BB, PO, q24h) dan dexaharsen (0,2 mg/kg BB, IM, q24h) diberikan selama lima hari. Ketoconazole 2% diberikan dua kali sehari dengan cara dioles secara langsung pada bagian spot-spot yang terlihat. Pasca terapi hari ke-14, anjing kasus menunjukkan hasil yang baik, eritema sudah mulai berkurang dan rambut sudah mulai tumbuh dengan baik. Hal ini juga diamati dengan adanya perubahan lesi makroskopik dan pengamatan dari histopatologi biopsi kulit yang dilakukan pasca terapi.